Page 65 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 JULI 2021
P. 65
KEMNAKER DORONG PERUSAHAAN BUMN REKRUT LEBIH BANYAK DISABILITAS
Direktur Bina Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker)
Nora Kartika Setyaningrum mendorong agar perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
merekrut lebih banyak pegawai penyandang disabilitas.
“Kami mendorong agar perusahaan BUMN merekrut lebih banyak pegawai disabilitas.
Berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, paling tidak perusahaan
BUMN memperkerjakan dua persen dari jumlah karyawan,” ujar Nora, dalam sosialisasi
penghargaan BUMN yang mempekerjakan pegawai disabilitas yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Sementara untuk perusahaan swasta, sesuai UU itu, memperkerjakan pegawai disabilitas
sebanyak satu persen dari jumlah karyawan. Dia menambahkan negara memiliki komitmen tinggi
dalam melindungi disabilitas. Dia mengakui akses pekerjaan bagi penyandang disabilitas masih
terbatas, sementara jumlah penduduk penyandang disabilitas cukup banyak. Untuk itu
diperlukan upaya agar kehidupan mereka yang kurang beruntung tersebut dapat sejahtera.
“Diperlukan usaha bersama agar semakin kuat komitmen dalam mewujudkan inklusivitas di
tempat kerja. Ini juga upaya bagaimana agar penyandang disabilitas mendapatkan penghasilan
dan tidak ada diskriminasi,” ujar dia.
Mulai 2021, lanjut Nora, Kemnaker memberikan penghargaan pada perusahaan swasta dan
perusahaan BUMN dalam mempekerjakan pegawai disabilitas. Hal itu merupakan bagian untuk
mendorong pemenuhan amanah UU 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas.
Nora mengapresiasi apa yang dilakukan Forum Human Capital Indonesia (FHCI) yang merekrut
pegawai disabilitas setiap tahunnya, meskipun belum memenuhi ketentuan UU.
Sejumlah aspek yang dinilai dalam penghargaan bagi perusahaan yang mempekerjakan pegawai
disabilitas adalah pengupahan, jaminan sosial, akses terhadap peralatan kerja maupun fasilitas
umum, peningkatan kapasitas, fasilitas kesehatan dan lainnya.
Ketua FHCI Alexandra Askandar mengatakan pada 2019 FHCI berhasil merekrut 177 penyandang
disabilitas dan pada 2020 merekrut 133 pegawai.
“Terdapat total 310 pegawai disabilitas yang telah direkrut. Kami berharap pada tahun
mendatang, angkanya bisa lebih besar lagi dan umum memenuhi harapan itu, kami juga
melakukan kolaborasi dengan ThisAble Enterprise dan Disabilitas Kerja Indonesia,” kata
Alexandra.
Untuk mekanisme perekrutan, FHCI mengirimkan surat pada perusahaan BUMN terkait
kebutuhan akan pegawai disabilitas, selanjutnya perusahaan BUMN menyampaikan berapa
kebutuhannya dan kemudian FHCI menyampaikannya pada mitra strategis yang berperan
sebagai head hunter yang menyeleksi pegawai baru, kemudian pada tahap seleksi kesehatan.
Hasil kesehatan itu akan disampaikan ke FHCI sebagai pertimbangan, baru kemudian diserahkan
ke perusahaan BUMN.
Alexandra menambahkan ada sejumlah evaluasi yang dilakukan FHCI terkait perekrutan pegawai
disabilitas BUMN tahun sebelumnya, yakni terbatasnya talent pool. Di sisi lain, ada beberapa
talent yang membutuhkan pembekalan agar siap di dunia kerja. Selanjutnya, ada penyesuaian
seleksi dan memperkuat kolaborasi dengan pemangku kepentingan. Selain itu, perlu adanya
penyempurnaan kebijakan perusahaan BUMN agar memenuhi target dua persen.
“Juga yang perlu diperhatikan adalah adanya kebutuhan pelatihan kewirausahaan bagi rekan-
rekan disabilitas yang memiliki minat kewirausahaan,” kata Alexandra.
64

