Page 31 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 DESEMBER 2018
P. 31

Komisi Pengawas Persaingan Usaha ( KPPU) menjatuhkan sanksi denda sebesar Rp 1 miliar
               terhadap Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa). Sanksi ini dijatuhkan karena Kospin
               Jasa tidak melaporkan ke KPPU mengenai akuisisi saham PT Asuransi Takaful Umum yang
               mencapai 95 persen.

               "Berdasarkan ketentuan Pasal 47 ayat 2 hurup b Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999
               komisi berwenang menjatuhkan sanksi tindakan administratif berupa pengenaan denda
               serendah-rendahnya Rp 1 miliar rupiah," kata Ketua Komisi Mejelis Sidang, Kodrat Wibowo
               di Kantor KPPU, Jakarta Pusat, Jumat (7/12/2018).

               Kodrat menjelaskan, dalam persidangan terungkap Kospin Jasa telah terbukti melanggar
               ketentuan undang-undang yang mengatur aktivitas badan usaha. Yakni terkait
               penggabungan, peleburan, dan akuisisi.

               4. Milenial Jadi Investor Dominan di Penawaran ST-002
               Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan
               (Kemenkeu) melalui Sukuk Negara Tabungan 002 atau ST-002 hingga penutupan akhir
               masa penawaran pada 22 November 2018 telah menghimpun dana sebesar Rp 4,9 triliun.

               Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kemenkeu Dwi Irianty Hadiningdyah mengatakan, jika
               dibagi berdasarkan usia, jumlah investor dari generasi milenial mencapai 44,61 persen dari
               total jumlah investor, atau sebanyak 7.350 investor.

               "Adapun dari sisi volume pembelian, kelompok Baby Boomers atau berusia 54 72 tahun
               adalah terbesar, yang mencapai 45,44 persen dari total volume pembelian, atau sebesar Rp
               2,25 triliun," papar Dwi melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu
               (8/12/2018).

               Sedangkan jumlah investor terbesar berdasarkan kelompok pekerjaan adalah pegawai
               swasta yang mencapai 36,49 persen, selanjutnya kelompok wiraswasta dan PNS/ TNI/ Polri
               yang masing-masing mencapai 18,72 persen dan 11,71 persen.

               5. LBH Jakarta Ungkap Dugaan Pelanggaran Aplikator Pinjaman Online
               Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta menerima 1.330 aduan terkait dugaan pelanggaran
               hukum dan hak asasi manusia yang dilakukan fintech peer-to-peer lending atau aplikasi
               pinjaman online.

               Pengacara publik LBH Jakarta Jeanny Silvia Sari Sirait menceritakan, selama 20 hari, LBH
               membuka pos bagi masyarakat yang mengadu soal dugaan pelanggaran oleh aplikator
               tersebut.

               Salah satu pelanggaran yang paling banyak dilakukan aplikasi pinjaman online tersebut
               adalah penyebaran informasi soal peminjam dan juga data pribadi. Ketika peminjam
               mengunduh aplikasi, aplikator meminta seluruh akses peminjam, termasuk data pribadi.

               "Akar permasalahan yang dialami korban karena minimnya perlindungan data pribadi.
               Aplikasi fintech sekarang bisa dengan mudahnya mengakses data pribadi kita," ujar Jeanny
               di kantor LBH Jakarta, Minggu (9/12/2018).








                                                       Page 30 of 147.
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36