Page 60 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 JULI 2021
P. 60

Pembicara dari Solidaritas Buruh Perempuan, Yatini, menyebutkan bahwa pandemi COVID-19 ini
              menyebabkan banyak buruh baik perempuan maupun laki-laki dirumahkan. Menurut Yatini buruh
              perempuan  yang  bekerja  dari  rumah  memiliki  beban  ganda  dikarena  harus  WFH  sekaligus
              mengurusi  urusan  domestik  seperti  mendampingi  anak-anaknya  untuk  School  from  Home,
              melayani suami, memperhatikan dan memastikan keluarganya sehat.

              Kemudian perempuan sebagai Pekerja Rumah Tangga rentan karena upah mereka yang kurang
              dan  regulasi  untuk  mengatur  hal  tersebut  belum  disahkan  yakni  tentang  perlindungan  PRT
              (Pekerja Rumah' Tangga).

              Bahkan Mereka banyak yang berpotensi kena PHK. Selanjutnya, perempuan disabilitas sangat
              berpotensi kehilangan pekerjaan dikarenakan dilaksanakannya sistem PSBB (Pembatasan Sosial
              Skala Besar) ini.

              Akan tetapi kekuatan perempuan menurut Yatini sangat luar biasa karena di masa pandemi ini
              perempuan  banyak  membuat  usaha  UMKM  yang  ditawarkan  melalui  media  sosial.  Sehingga
              dapat lebih produktif. Ia pun menambahkan bahwa semua buruh harusnya diberikan prioritas
              untuk mendapatkan vaksin COVID 19.

              Selanjutnya, Fajar dari Buruh Migran Taiwan menyebutkan bahwa banyak terjadi situasi kerja
              yang buruk, gaji di bawah standar UMR Taiwan, rentan overcharging, minimnya pembekalan
              untuk menghadapi lingkungan kerja yang baru (pembekalan hanya sebagai formalitas), jual beli
              job, eksploitasi agency dan majikan (fee agency terlalu besar), terkena dampak kondisi pandemic
              COVID-19 (akses pekerja dari Indonesia bahkan ditutup), dan mereka dikecualikan dari undang-
              undang ketenagakerjaan.

              Selanjutnya Wuwun, seorang inisiator pekerja rumahan menyebutkan bahwa susahnya pekerja
              perempuan karena di masa pandemi ini banyak pekerja rumahan yang menganggur. Sehingga
              harus banting setir mencari pekerjaan lainnya. Di samping itu pekerja rumahan yang mengalami
              PHK bebannya bertambah berat.

              Webinar ini ditutup dengan kesimpulan masih perlu banyak program intervensi yang seharusnya
              dilakukan pemerintah untuk membantu buruh perempuan.



































                                                           59
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65