Page 194 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 OKTOBER 2020
P. 194

baru ini terdiri dari 15 bab, 11 klaster, 812 halaman, 186 pasal, dan akumulasi dari 76 undang-
              undang lain yang dicomot.
              "Mungkin besok DPR akan menyerahkan itu kepada eksekutif. Insya Allah draft itu sudah final
              mereka," kata Bahlil dalam sesi webinar, Selasa (13/10/2020).

              Bahlil  mengatakan,  beberapa  pihak  sebenarnya  telah  menerima  draft  final  UU  Cipta  Kerja.
              Namun, ia meminta kepada mereka untuk tidak disebarluaskan dulu sebelum resmi diserahkan
              pada esok hari.

              Dia menyebutkan, salah satu fokus UU Cipta Kerja yakni untuk mewadahi jumlah tenaga kerja
              dalam negeri yang terus bertambah. Menurut catatannya, Indonesia saat ini punya tenaga kerja
              eksisting berjumlah 7 juta orang.

              Adapun angkatan kerja per tahun tamatan SMA dan perguruan tinggi mencapai 2,9 juta orang.
              Sedangkan sebanyak 3,5 juta tenaga kerja yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan kini terkena
              aksi pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat Covid-19.

              "Tetapi menurut data dari Kadin dan HIPMI, itu kurang lebih sekitar 5-6 juta. Kalau dihitung
              total, itu sekarang ada sekitar 15 juta (tenaga kerja). Inilah yang harus kita menyiapkan lapangan
              pekerjaan," ungkap Bahlil.

              Secara aturan undang-undang, pemerintah disebutnya wajib memfasilitasi lapangan kerja bagi
              15 juta orang tersebut. Tapi, ia menambahkan, tidak mungkin seluruhnya bisa diterima sebagai
              PNS, karyawan BUMN, atau TNI/Polri.

              "Maka harus dilakukan terobosan. Terobosannya ini tidak lain dan tidak bukan bagaimana kita
              bisa mendatangkan investasi untuk menanamkan modal," sambung dia.

              "Penanaman  modal  ini  jangan  diartikan  hanya  yang  untuk  besar-besar  saja.  Sekarang  kami
              diperintahkan oleh bapak Presiden termasuk UMKM juga diurus. Tidak hanya asing, tapi juga
              dalam negeri," tandasnya.

              Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartati,
              mengaku bingung atas pernyataan pemerintah terkait maraknya hoaks atas Undang-Undang
              (UU) Cipta Kerja. Menyusul pemerintah masih enggan menyampaikan draf final UU anyar kepada
              publik.

              "Kalau hoax, mana draf finalnya. Tolong sesegera mungkin disampaikan secara resmi, mana draf
              final  yang  resmi  disampaikan  oleh  DPR,"  ujar  Enny  dalam  sebuah  diskusi  daring,  Sabtu
              (10/10/2020).

              Untuk itu, dia menilai seharusnya saat ini pemerintah dapat segera menyampaikan draf Undang-
              Undang  Cipta  Kerja  kepada  masyarakat  luas.  Imbasnya  dapat  menciptakan  keterbukaan
              informasi publik sekaligus memperkuat pernyataan pemerintah terkait adanya hoaks.

              "Ini  harus  dibuka.  Supaya  yang  kita  perdebatkan  sesuatu  yg  konstruktif.  Bukan  hanya
              masyarakat menganggap itu pencitraan atau masyarakat yang dianggap anarki dan ada agenda
              politik," terangnya.

              Lebih jauh, dia juga mengkritisi transparansi oleh DPR RI ataupun pemerintah selama proses
              penyusunan, pembahasan, sampai pengesahan UU Cipta Kerja beberapa waktu lalu. Lalu, klaim
              atas pelibatan semua pihak terkait juga dianggap hanya untuk pencitraan semata.

              "Jadi, paradoks adalah kalau tujuannya semulia itu, mengapa pembahasannya seolah sembunyi-
              sembunyi. Kesannya kayak gerabak-gerubuk," tandasnya.


                                                           193
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199