Page 327 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 OKTOBER 2020
P. 327

Kepala  Bagian  Humas  dan  Kerja  Sama  Dalam  Negeri  MK,  Fajar  Laksono  mengatakan,
              permohonan  pengujian  UU  yang  belum  bernomor  bisa  saja  dilakukan,  tetapi  permohonan
              menjadi tak punya obyek.

              "Kalau mau mengajukan ya bisa aja, tapi berarti belum ada objek permohonannya, kan, masih
              UU nomor.. (sekian)," kata Fajar kepada  Kompas.com,  Selasa (13/10/2020).

              Fajar  mengatakan,  kemungkinan  hakim  MK  akan  memutuskan  menolak  pengujian  undang-
              undang yang belum diberi nomor.

              Sebab,  undang-undang  baru  memiliki  kekuatan  hukum  yang  mengikat  sejak  UU  tersebut
              diundangkan atau mendapat penomoran.

              "Secara teori dan praktik, UU memiliki kekuatan mengikat secara hukum sejak diundangkan,"
              kata Fajar.
              Kendati demikian, Fajar menyebutkan, pihaknya siap untuk menangani perkara pengujian  UU
              Cipta Kerja. Fajar pun memastikan MK bakal bersikap independen.

              Meski  begitu,  Fajar  mengingatkan  bahwa  mengajukan  pengujian  undang-undang  ke  MK
              semestinya bukan semata-mata untuk menang, melainkan mencari keadilan.

              Majelis hakim MK, kata dia, akan mengadili perkara sesuai dengan konstitusi. Oleh karenanya,
              baik pemohon perkara maupun pembentuk undang-undang diingatkan untuk menghormati apa
              pun putusan MK kelak.

              "Mengajukan  perkara  ke  MK  berarti  memercayakan  sepenuhnya  MK  untuk  mengadili.  Jadi
              apapun putusannya kelak, atas nama hukum dan konstitusi, semua pihak harus menaati dan
              menghormatinya," kata Fajar.

              Untuk diketahui, Undang-Undang Cipta Kerja disahkan melalui rapat paripurna DPR pada Senin
              (5/10/2020).
              Pengesahan  UU  tersebut  menimbulkan  kontroversi  karena  pasal-pasal  di  dalamnya  dinilai
              merugikan masyarakat, khususnya para pekerja atau buruh.

              Selain itu, proses penyusunan dan pembahasan naskah UU Cipta Kerja dianggap tertutup dari
              publik.

              Pengesahan undang-undang tersebut pun menyebabkan buruh dan mahasiswa turun ke jalan
              melakukan aksi unjuk rasa pada Kamis (8/10/2020) di sejumlah daerah di Tanah Air.

              Sejumlah kalangan juga menyampaikan bakal mengajukan pengujian UU Cipta Kerja ke MK.

              Hingga Senin (12/10/2020), sudah ada dua permohonan pengujian UU Cipta Kerja yang diajukan
              ke MK.

              Permohonan pertama diajukan oleh dua orang pekerja bernama Dewa Putu Reza dan Ayu Putri.

              Sedangkan permohonan kedua dimohonkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja
              Singaperbangsa (DPP FSPS) yang diwakili oleh ketua umumnya, Deni Sunarya, serta sekretaris
              umum Muhammad Hafiz.







                                                           326
   322   323   324   325   326   327   328   329   330   331   332