Page 18 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 MEI 2020
P. 18
bersama teman-teman seluruh tenaga medis yang berada di garda terdepan
melawan Covid-19 tidak dianggap.
"Sedih ya, karena kan kita sudah dua bulan lebih dikarantina, tidak bisa ketemu
keluarga. Kita sudah berjuang, sedangkan masyarakat masih ramai di luar. Kita
sedih ya, kita kecewa aja ," katanya.
"Apalagi mereka (oknum masyarakat) tidak menerapkan physical distancing , masih
banyak yang enggak pakai masker. Kita tuh berharap semoga masyarakat mau
diajak kerja sama ikuti aturan pemerintah, untuk bantu Kita mutus mata rantai covid
ini," ujarnya melanjutkan.
Ramadhan kali ini, Anes mengaku memang sangat berat tantangannya. Ia yang
bertugas di rumah sakit rujukan Covid-19 harus siap sedia setiap saat. Setiap hari
tubuhnya dibalut dengan hazmat berlapis-lapis. Sementara hidung dan mulutnya
ditutup dengan masker. Peluh tentu saja mengucur deras, bahkan ruangan ber-AC
tidak dirasakan.
"Pakai hazmat itu haduh rasanya sudah sesak, panas kan , apalagi kalau puasa itu
kita 12 jam enggak makan minum, terasa banget," ucapnya.
Namun tidak henti-henti juga ia bersyukur, memiliki keluarga yang mendukung.
Serta tidak sedikit juga orang-orang baik yang kerap kali mengirimkan makanan
setiap harinya. Saat disinggung mengenai THR dan intensif untuk para tenaga
kesehatan, Anes mengaku tidak tahu. Bahkan banyak teman-temannya yang justru
saling menanyakan kapan THR dan intensif itu turun.
"Kita juga banyak tanya-tanya, kok belum turun, itu uang di mana, di skip buat
nanti atau bagaimana. Semoga cepat turun biar imun kita naik," ucapnya..
Page 17 of 78.