Page 165 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 17 MEI 2021
P. 165
Ringkasan
Hari Idul Fitri merupakan hari yang ditunggu oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia. Hari
kemenangan setelah melewati sebulan penuh kita beribadah menahan hawa nafsu di bulan
Ramadhan. Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah memandang, Lebaran kali ini merupakan
lebaran kedua yang masih diselimuti oleh pandemi Covid-19. Namun, perbedaannya sudah
menjadi lebih baik dimana angka kasus terpapar sudah melandai dibandingkan Lebaran tahun
lalu.
MENAKER: SILATURAHMI ITU BAIK, TAPI MENGHINDARI KEMUARATAN LEBIH
UTAMA
Hari Idul Fitri merupakan hari yang ditunggu oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia. Hari
kemenangan setelah melewati sebulan penuh kita beribadah menahan hawa nafsu di bulan
Ramadhan.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah memandang, Lebaran kali ini merupakan lebaran kedua
yang masih diselimuti oleh pandemi Covid-19. Namun, perbedaannya sudah menjadi lebih baik
dimana angka kasus terpapar sudah melandai dibandingkan Lebaran tahun lalu.
"Kita ini Lebaran kedua dalam masa pandemi. Kalau tahun yang lalu masih dalam masa puncak
pandemi sekarang meski masa pandemi tapi kondisi sudah lebih baik. Angka terpapar Covid
sudah melandai ini yang kita pertahankan dan ingin Covid benar-benar hilang," ujarnya kepada
Menururnya, proses dalam mempertahanan harus ada upaya yang terus dilakukan seperti tetap
menjaga protokol kesehatan Covid-19. Ia mengaku, memang momen Lebaran umumnya
melakukan silaturahmi yang merupakan tradisi setiap tahun bagi banyak orang. Apalagi, bagi
masyarakat yang merupakan seorang perantau jauh dari orang tua dan keluarga.
"Lebaran ini ditunggu-tunggu. Jika sebulan lebih arah lebih banyak dengan Allah dan momen
Lebaran mendekatkan sesama dan mendekatkan tali silaturahmi dan orang memanfaatkan betul
untuk silaturahmi dengan orang tua. Banyak masyarakat urban yang tidak lagi tinggal oleh orang
tua. Momen lebaran tradisi di perantauan untuk silaturahmi," paparnya.
Namun, kata Ida, berhubung masih dalam Susana pandemi, maka sebaiknya cara kita
bersilaturahmi harus disikapi secara bijak. "Tidak mudah memang, ada perasaan yang hilang.
Meski silaturahmi dianjurkan oleh agama karena banyak mengandung kebaikan, namun disisi
lain kita harus menjauhkan sesuatu dari kerusakan atau kemudaratan," ungkapnya.
Ida melanjutkan, jangan sampai ketika memaksakan untuk bersilaturahmi dengan keluarga dan
sanak saudara ada yang dirugikan dengan kedatangan kita. "Silaturahmi itu baik, namun
menghindari adanya sebuah kerusakan lebih diutamakan dibanding mengambil kebaikan,"
ucapnya.
Ida sendiri yang biasa melakukan mudik setiap tahun terpaksa melakukan silaturahmi secara
virtual. Menurutnya, hal itu merupakan bentuk pengorbanan atas rasa cinta kepada keluarga
ditengah pandemi yang belum usai.
"Saya sendiri kebiasaan mudik dilakukan setiap tahun juga pasti mudik. Saya merasakan juga.
Tapi pengorbanan sebagai bentuk cinta kita. Memang berat. Silaturahmi itu bisa kita lalukan
dengan teknologi sekarang. Tahun lalu silaturahmi lewat video call. Zoom," tuturnya.
Ida menambahkan, memang Lebaran kali ini berbeda dibandingkan dengan Lebaran dua tahun
lalu saat kondisi pandemi belum hadir ditengah-tengah kita. Namun, hal tersebut tidak
mengurangi substansi atau makna Idul Fitri sendiri. "Dari sisi substansi tak kehilangan yang
berbeda memang susana," pungkasnya.
164

