Page 17 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 Januari 2021
P. 17

Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan
              PKK) Kementerian Ketenagakerjaan Suhartono mengatakan, Kemnaker telah memanggil Asosiasi
              Perusahaan  Jasa  Tenaga  Kerja  Indonesia  (APJATI)  untuk  memastikan  kesiapan  perusahaan
              penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI) dalam mengimplementasikan SPSK ini. (



              INDONESIA SIAPKAN SISTEM PENEMPATAN SATU KANAL PEKERJA MIGRAN KE
              ARAB SAUDI

              Pemerintah Indonesia menyiapkan implementasi sistem penempatan satu kanal (SPSK) atau one
              channel  system  untuk  penempatan  pekerja  migran  Indonesia  (PMI) ke Arab  Saudi.  Uji  coba
              penempatan melalui SPSK ke Arab Saudi rencananya akan dimulai dengan penempatan sekitar
              280 pekerja migran akhir bulan Februari 2021.

              Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan
              PKK) Kementerian Ketenagakerjaan Suhartono mengatakan, Kemnaker telah memanggil Asosiasi
              Perusahaan  Jasa  Tenaga  Kerja  Indonesia  (APJATI)  untuk  memastikan  kesiapan  perusahaan
              penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI) dalam mengimplementasikan SPSK ini. ( "Ini saya
              ingin  memastikan  persiapan  yang  sudah  dilakukan  dari  teman-teman  P3MI  dalam  rencana
              penempatan  pekerja  migran  dalam  skema  SPSK.  Kita  harus  memastikan  kesiapan
              administrasinya,  kesiapan  sarana-prasarana  serta  kompetensi  pekerja  migran  yang  sudah
              disiapkan P3MI," kata Suhartono di Jakarta, Rabu (27/1/2021).

              Suhartono  mengatakan,  pertemuan  dengan  APJATI  juga  untuk  memastikan  kesiapan
              perusahaan mitra penempatan PMI di Arab Saudi atau yang dikenal dengan istilah syarikah dalam
              mengimplementasikan SPSK ini. "Jangan sampai kita sudah siapkan dengan baik, tapi di sana
              pun belum siap. Artinya kedua belah pihak, yaitu P3MI dan syarikah ini harus sama-sama sudah
              siap," katanya.

              Tak hanya itu, Suhartono menambahkan, pihaknya juga ingin memastikan protokol kesehatan
              diterapkan  dengan  baik  dalam  implementasi  SPSK.  Mulai  dari  tahap  persiapan  dan  proses
              pemberangkatan di Indonesia, maupun sesampainya di negara penempatan.

              "Saya juga memastikan mereka ketika di dalam negeri, di Indonesia, ini clear. Dia tidak terpapar
              COVID-19.  Di  samping  itu  dia  juga  dalam  kondisi  yang  sehat.  Demikian  juga  nanti  setelah
              berangkat ke negara penempatan ini, protokol kesehatan juga pasti dilakukan," tambahnya.

              "Pemerintah akan memastikan semua calon PMI yang akan diberangkatkan benar-benar telah
              memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan, antara lain mereka memiliki kompetensi sesuai
              kebutuhan pemberi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat kompetensi," kata Suhartono.

              Melalui  skema  SPSK,  sistem  perjanjian/kontrak  bagi  pekerja  migran  bukan  lagi  dengan  user
              (pengguna/majikan), melainkan dengan pihak ketiga berbadan hukum yang disebut syarikah
              (perusahaan).
















                                                           16
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22