Page 55 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 NOVEMBER 2021
P. 55

Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta pada kuartal
              III/2021  tercatat  2,43  persen  (year-on-year/yoy).  Realisasi  tersebut  di  bawah  pertumbuhan
              ekonomi nasional sebesar 3,51 persen (yoy).

              "Pertumbuhan ekonomi Jakarta selalu di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional, tapi pada
              kuartal III-2021 kali ini terjadi sesuatu yang tidak lazim di mana pertumbuhan ekonomi Jakarta
              di bawah pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi ini menggambarkan bahwa ekonomi Jakarta
              sangat terpuruk akibat pandemi COVID-19," jelas dia, kepada Tirto, Kamis (18/11/2021).

              Berangkat  dari  situ,  ia menjelaskan  sudah  sewajarnya  kalau  upah  minimum  tahun  2022  tak
              dinaikkan terlalu tinggi.

              Namun, alasan apapun yang disampaikan pemerintah tampaknya tak cukup efektif meredakan
              kemarahan kalangan buruh. Maklum saja, angka kenaikan upah pada 2022 itu jauh lebih kecil
              dari harapan buruh yang mengusulkan kenaikan UMP 2022 sebesar 10% dibanding UMP 2021
              yang dihitung berdasarkan rerata besaran kenaikan harga barang dalam kelompok barang dan
              jasa pada Komponen Hidup Layak (KHL).

              Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah bilang, kondisi saat ini
              memang diakui cukup berat bagi semua pihak. Bagi kalangan usaha, kenaikan upah, seberapa
              pun besarannya, dianggap sebagai tambahan beban yang berisiko bikin bisnis mereka gulung
              tikar karena belum sempat pulih dari pandemi.

              "Sebenarnya nilainya memang sangat kecil ya, dengan nilai itu memang gak terasa kenaikannya,
              karena enggak signifikan. Tapi kalau lihat kondisi para pelaku usaha yang terkapar ya mau gak
              mau itu yang harus diterima. Memang itu kecil sekali [nilainya] harusnya naiknya di atas Rp100
              ribu lah," kata dia kepada Tirto, Kamis (18/11/2021).

              Tolak UMP 2022 Versi Pemerintah, Serikat Buruh Ancam Mogok Kerja UMP DKI Naik Jadi Rp4,45
              Juta, Anies Akan Bahas Dengan Airlangga Kenaikan Upah Minimum 2022 Tak Sebanding Inflasi
              Di sisi lain, bagi kalangan buruh, besaran upah itu cenderung kecil dan berpotensi membuat
              daya beli mereka tertekan. Presiden ASPEK Mirah Sumirat mengatakan berdasarkan PP No. 36
              tahun 2021, kenaikan UMP 2022 tertinggi adalah di DKI Jakarta menjadi sebesar Rp 4.453.724
              dari sebelumnya tahun 2021 sebesar Rp 4.416.186,548.

              Artinya hanya naik sebesar Rp 37.538. Sedangkan kenaikan terendah UMP tahun 2022 adalah
              DIYawa Tengah menjadi sebesar Rp 1.813.011, atau hanya naik sebesar Rp 14.032 dibanding
              UMP tahun 2021 sebesar Rp 1.798.979,00.

              Apalagi, besaran kenaikan UMP yang disampaikan pemerintah tercatat jauh lebih kecil ketimbang
              besaran inflasi yang diramal bakal terjadi di tahun 2022. Bank Indonesia (BI) meramalkan, inflasi
              pada tahun 2022 bakal mencapai 4 persen.

              Inflasi sendiri merupakan cerminan kenaikan harga-harga barang. Bila menyandingkan proyeksi
              angka  inflasi  2022  sebesar  4  persen  dengan  angka  kenaikan  upah  minimum  yang  disebut
              Kemenaker rata-rata sebesar 1,09 persen, secara sederhana bisa disimpulkan bahwa kenaikan
              upah minimum lebih kecil dari besaran inflasi.


              Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menjelaskan, fakta itu
              sudah  cukup  untuk  mengetahui  sejauh  apa  keberpihakan  pemerintah  terhadap  masa  depan
              buruh.

              Bhima melanjutkan, dengan kenaikan UMP yang lebih kecil dari inflasi, akan membuat daya beli
              masyarakat  akan  semakin  terbatas  dan  membuat  upaya  pemerintah  mendorong  dan
              memulihkan perekonomian nasional bisa saja gagal.

                                                           54
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60