Page 152 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 13 NOVEMBER 2020
P. 152

DI SIDANG MK, PEMOHON BEBERKAN KERUGIAN KARENA UU CIPTA KERJA

              Mahkmah Konstitusi ( MK ) menggelar sidang uji materi terkait Undang-Undang (UU) Nomor 11
              Tahun 2020 tentang Cipta Kerja pada Kamis (12/11/2020). Sidang kali merupakan sidang uji
              formil terkait UU Cipta Kerja dengan Nomor Perkara: 91/PUU-XVIII/2020.

              Perkara itu terdiri dari lima penggugat terdiri dari seorang karyawan swasta bernama Hakiimi
              Irawan Bangkid Pamungkas, seorang pelajar bernama Novita Widyana, serta 3 orang mahasiswa
              yakni Elin Diah Sulistiyowati, Alin Septiana dan Ali Sujito. Majelis hakim dalam perkara ini adalah
              Arief Hidayat, Manahan M. P Sitompul dan Wahiduddin Adams.

              Dalam  sidang  tersebut  kuasa  hukum  pemohon  Happy  Hayati  Helmi  mengungkap  beberapa
              kerugian yang dialami kliennya.

              Sebagai pemohon I, Hakiimi Irawan Bangkid Pamungkas khawatir berlakunya UU Cipta kerja
              dapat  menghapus ketentuan  aturan  mengenai  jangka  waktu perjanjian kerja  waktu  tertentu
              (PKWT) atau pekerja kontrak.

              "Selain  itu  UU  Cipta  kerja  pada  klaster  Ketenagakerjaan  juga  terdapat  ketentuan-ketentuan
              norma yang merugikan hak konstitusional pemohon I untuk dapat imbalan dan perlakuan yang
              adil dan layak dalam hubungan kerja ketentuan norma," kata Happy dalam sidang yang disiarkan
              secara daring, Kamis (12/11/2020).

              Kerugian hak konstitusional Hakiimi antara lain seperti terpangkasnya waktu istirahat mingguan,
              menghapus sebagian kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja atau buruh, menghapus
              sanksi bagi pelaku usaha yang tidak bayar upah.

              Kemudian pemohon II yakni Novita Widyana yang merupakan pelajar, merasa dirugikan karena
              setelah lulus ia berpotensi menjadi pekerja kontrak tanpa ada harapan menjadi pekerja tetap.

              Sementara pemohon III, IV dan V yang merupakan mahasiswa di bidang pendidikan Elin Diah
              Sulistiyowati,  Alin  Septiana  dan  Ali  Sujito  merasa  dirugikan  karena  sektor  pendidikan  masuk
              dalam UU Cipta Kerja.

              Mereka menilai dengan masuknya klaster pendidikan di UU Cipta Kerja bisa membuat pendidikan
              menjadi ladang bisnis.

              "Tentunya secara pasti akan mengalami kerugian konstitusional akibat dari berlakunya UU Cipta
              Kerja yakni menjadikan pendidikan ladang bisnis yaitu kapitalisasi terhadap dunia pendidikan,"
              ujar dia.

              Adapun  UU  Cipta  Kerja  digugat  empat  pihak  yakni  Dewan  Pimpinan  Pusat  Federasi  Serikat
              Pekerja Singaperbangsa.

              Kemudian pengugat atas nama Hakiimi Irawan Bangkid Pamungkas, Novita Widyana, Elin Dian
              Sulistiyowati, Alin Septiana, dan Ali Sujito.

              Selanjutnya  penggugat  atas  nama  Zakarias  Horota,  Agustinus  R.  Kambuaya  dan  terakhir
              penggugat dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Konfederasi Serikat Pekerja
              Seluruh Indonesia (KSPSI).


                                                           151
   147   148   149   150   151   152   153   154   155   156   157