Page 4 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 MEI 2021
P. 4

Namun, pemberian THR tetap didasarkan pada masa kerja, yaitu setelah masa kerja seseorang
              pekerja/buruh sudah lebih dari satu bulan. Sehingga ketidakhadiran selama menjalani hak cuti
              melahirkan tidak meniadakan atau mengurangi haknya untuk mendapat THR sepanjang masa
              kerja yang bersangkutan telah memenuhi jangka waktu lebih dari satu bulan.

              Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, Tunjangan Hari Raya (THR)
              Keagamaan  harus  diberikan  kepada  pekerja/buruh  paling  lama  tujuh  hari  sebelum  hari  raya
              keagamaan.

              "Saya tekankan bahwa THR Keagamaan wajib dibayarkan paling lama tujuh hari sebelum hari
              raya keagamaan pekerja/buruh yang bersangkutan," kata Menaker dalam keterangan pers Senin
              (12/4/2021) seperti yang dikutip dari rilis Sekertariat Kabinet (Setkab).

              Ida juga mengatakan bahwa THR Keagamaan tahun ini wajib dibayar penuh dan tepat waktu
              oleh pelaku usaha. Hal ini tentu dengan 2020 lalu saat pemerintah memberikan kelonggaran
              kepada para pengusaha untuk memberikan THR secara bertahap. Namun, menurutnya, bagi
              pelaku usaha yang tidak mampu, wajib melakukan dialog secara kekeluargaan antara pekerja
              dan pengusaha untuk mencapai kesepakatan.

              Kesepakatan harus berdasarkan bukti laporan keuangan perusahaan yang transparan. Menaker
              juga menekankan bahwa kesepakatan harus dibuat secara tertulis dan THR harus dibayarkan
              maksimal sebelum hari raya keagamaan 2021.

              "Kesepakatan ini tidak menghilangkan kewajiban pengusaha untuk membayar THR keagamaan
              tahun  2021  kepada  pekerja  atau  buruh"  jelas  Ida  Fauziyah  dalam  keterangan  pers  di  kanal
              Youtube resmi Kemnaker.

              Cara menghitung THR Keagamaan Besaran THR yang diberikan dibedakan dari lama masa kerja
              pekerja. Berikut rincinannya: - Bagi pekerja yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus
              menerus atau lebih, diberikan THR sebesar satu bulan upah.
              - Bagi pekerja yang mempunyai masa kerja 1 bulan secara terus menerus tapi kurang dari 12
              bulan diberikan dengan perhitungan masa kerja/12 x 1 bulan upah.

              - Bagi pekerja yang bekerja berdasarkan perjanjian kerja harian, upah 1:  bagi pekerja yang
              memiliki masa kerja 12 bulan atau lebih, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata upah
              yang  diterima  dalam  12  bulan  terakhir  sebelum  hari  raya  keagamaan  bagi  pekerja  yang
              mempunyai masa kerja kurang dari 12 bulan, upah satu bulan dihitung berdasarkan rata-rata
              upah yang diterima setiap bulan selama masa kerjanya.

              Sanksi  pelanggaran  pembayaran  THR  Keagamaan  Berdasarkan  PP  Nomor  36  tahun  2021,
              Permenaker nomor 6 tahun 2016 dan SE nomor 6/HK.04/IV/2021 terdapat beberapa sanksi jika
              perusahaan melanggar pembayaran THR Keagamaan, di antaranya, - Terlambat membayar THR
              Keagamaan Jika perusahaan terlambat melakukan pembayaran THR Keagamaan maka harus
              membayar  denda  5  persen  dari  total  THR  yang  harus  dibayarkan.  Denda  ini  dikelola  dan
              dipergunakan untuk kesejahteraan pekerja/buruh.

              -  Tidak  membayar  THR  Keagamaan  Jika  perusahaan  tidak  membayarkan  kewajiban  THR
              Keagamaan seperti yang sudah ditentukan maka akan mendapat sanksi administratif berupa,
              teguran tertulis  pembatasan kegiatan usaha  penghentian sementara sebagian atau seluruh alat
              produksi    pembekuan  kegiatan  usaha    Pengenaan  denda  tidak  menghilangkan  kewajiban
              pengusaha untuk tetap membayar THR Keagamaan kepada pekerja/buruh.






                                                            3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9