Page 152 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 2 DESEMBER 2020
P. 152
Kasus ini, sebagaimana diberitakan media di Timur Tengah, berawal ketika seorang warga
melihat sebuah koper besar tergeletak dekat jalan lingkar Kota Mekkah.
Ketika dibuka, isi koper tersebut berisi perempuan dalam keadaan tewas.
Setelah aparat melakukan pelacakan, perempuan itu adalah seorang WNI berusia 23 tahun.
Konsul Jenderal RI di Jeddah, Eko Hartono, mengatakan pihaknya sudah dihubungi aparat Saudi
dan mendapat penjelasan.
Lantas, apa saja yang sudah diketahui? Bagaimana kronologi kasus ini? Menurut Konsul Jenderal
RI di Jeddah, Eko Hartono, kasus ini bermula ketika seorang pekerja migran asal Indonesia
berinisial AS "kabur" dari pekerjaannya sebagai petugas pembersih di sebuah perusahaan Saudi
di Mekah.
"Dia bekerja sejak Februari tahun ini," kata Eko kepada wartawan BBC News Indonesia, Jerome
Wirawan.
Belum diketahui penyebab perempuan asal Tangerang, Banten, itu meninggalkan pekerjaannya
tersebut.
Merujuk keterangan yang didapat dari pihak berwenang Saudi, Eko mengatakan AS ditampung
oleh seorang perempuan WNI berinisial H.
"Jadi si tersangka pelaku ini, atas nama H ini, dia menampung overstayer dan orang-orang
kaburan termasuk almarhumah. Setelah tiga bulan ditampung di situ, sakit, kemudian
meninggal," papar Eko, seraya menambahkan bahwa dirinya belum bisa memastikan penyakit
yang diidap AS.
Bagaimanapun, lanjut Eko, kepolisian menyebut tidak ada tanda tanda pembunuhan atau
kekerasan pada jenazah AS.
Untuk memastikan penyebab kematian, akan dilakukan proses autopsi.
"Hasil autopsi resmi belum keluar." Mengapa dimasukkan ke dalam koper dan dibuang? Setelah
AS meninggal, menurut Eko dari keterangan yang didapatkan aparat, H "takut berurusan dengan
polisi".
"Karena kalau dia lapor, misalnya polisi datang, itu juga nanti kan akan berurusan [dengan
aparat]. Dia akan ditanya: 'Kenapa sakitnya?' Dia akan kena juga karena menampung orang-
orang kaburan dan overstayer," kata Eko.
Disebutkan Eko, H kemudian bekerja sama dengan seorang pria WNI untuk memasukkan
jenazah AS ke dalam koper dan membuangnya di pinggir jalan.
"Harapannya akan ditemukan orang dan dibantu penguburannya. Itu pengakuan dari pelaku,"
papar Eko.
Bagaimana proses pelacakan? Eko mengaku KJRI Jeddah mendapat laporan pada Sabtu (28/11)
malam ketika tersangka belum ditangkap.
KJRI memastikan jenazah adalah WNI setelah melakukan pengecekan Surat Izin Tinggal alias
Iqomah.
"Jadi almarhumah itu disidik jari oleh polisi. Setelah disidik jari kemudian ketahuan iqomahnya.
Lalu langsung dari tim kita lacak. Dari iqomahnya ketahuan bahwa paspor Indonesia, berarti
orang Indonesia. Orang Tangerang," kata Eko.
151