Page 544 - e- KLIPING KETENAGAKERJAAN 10 AGUSTUS 2020
P. 544

Aliansi karyawan tersebut menyebut bahwa perseroan mengambil langkah pemotongan upah
              karyawan sebesar 10 persen setiap bulannya jika hasil akhir perhitungan stock opname di gerai
              ritelnya melebihi batas toleransi kehilangan sebanyak 0,02 persen.

              Karena hal tersebut, karyawan mengancam akan melancarkan aksi mogok kerja pada periode
              11 hingga 13 Agustus 2020.

              Berdasarkan keterangan perseroan di laman keterbukaan informasi, Jumat (7/8/2020), Financial
              Plan & Reporting Manager  Sumber Alfaria Trijaya  Lana Pudjianto mengatakan potongan
              upah  karyawan  sejatinya  dikarenakan  mereka  memiliki  kewajiban  tertentu  yang  harus
              dibayarkan kepada perusahaan.

              "Pembebanan  nota  selisih  barang  terjadi  apabila  terdapat selisih  hasil  stock  opname  di  toko
              setelah  dikurangi  batas  toleransi  yang  ditanggung  perusahaan;  selisih  tersebut  menjadi
              tanggungan karyawan sesuai dengan hitungan dan proporsi yang telah ditentukan," ungkap Lana
              dalam keterangan resmi.
              Baginya, hal ini merupakan kebijakan perusahaan yang tertuang dalam peraturan perusahaan
              dan telah disosialisasikan sejak awal karyawan bergabung dengan perusahaan.

              Adapun, perseroan tidak memiliki informasi atau kejadian penting lainnya yang mempengaruhi
              kelangsungan hidup perusahaan dan dapat mempengaruhi harga saham perusahaan.

              Dikutip dari survei BEI terhadap dampak pandemi Covid-19 terhadap perusahaan untuk periode
              Juni 2020, perseroan menyatakan memiliki 123.691 karyawan yang berstatus tetap dan tidak
              tetap.

              Perseroan juga menyatakan tidak ada karyawan yang diberlakukan aturan pemutusan hubungan
              kerja (PHK) atau berdampak secara finansial seperti pemotongan gaji akibat dari penyebaran
              virus mematikan tersebut.

              "Hingga  saat  ini,  karyawan  perseroan  tidak  berdampak,  masih  berjalan  seperti  biasa,"  tulis
              manajemen.

              Sebagai gambaran, emiten berkode saham AMRT tersebut termasuk salah satu emiten yang
              paling beruntung karena masih mampu mencetak kenaikan laba bersih di tengah pandemi.

              Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2020, perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan
              laba bersih 23,2 persen secara tahunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
              Realisasi  tersebut  setara  dengan  perolehan  laba  bersih  Rp493,26  miliar  sepanjang  periode
              pertama tahun 2020.

              Adapun,  pendapatan  dari  pengelola  jaringan  ritel  Alfamart,  Alfamidi  hingga  Lawson  tersebut
              bertumbuh 5,33 persen secara tahunan menjadi Rp38,08 triliun pada periode awal tahun ini..


















                                                           542
   539   540   541   542   543   544   545   546   547   548   549