Page 255 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 JULI 2021
P. 255

PEMERINTAH BERHARAP SEKTOR ESENSIAL PERKETAT JAM OPERASIONAL SELAMA
              PPKM DARURAT
              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meminta perusahaan, khususnya yang berada di sektor
              esensial, untuk memperketat waktu kerja untuk memaksimalkan penanganan pandemi Covid-
              19.

              Hal  ini  agar  target  pelaksanaan  Pemberlakuan  Pembatasan  Kegiatan  Masyarakat  (  PPKM  )
              Darurat dapat tercapai dengan maksimal.

              "Menanggapi situasi dunia usaha dalam masa PPKM Darurat ini, maka dibutuhkan penyesuaian
              terkait jumlah pekerja di perusahaan, pelaksanaan prokes di tempat kerja, penyesuaian waktu
              kerja, dan dampaknya terhadap hak-hak pekerja," kata Menaker Ida melalui Siaran Pers Biro
              Humas, Rabu (14/7).

              Menaker  Ida  menjelaskan  pelaksanaan  PPKM  Darurat  telah  diatur  melalui  Inmendagri  No.18
              Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Inmendagri No.15 Tahun 2021.

              Melalui  Inmendagri  tersebut,  sektor  esensial  menjadi  salah  satu  sektor  yang  diizinkan  untuk
              bekerja  dari  kantor  (WFO)  hingga  mencapai  50  persen.  Meski  begitu,  perusahaan  di  sektor
              esensial diharapkan lebih memperketat waktu kerja guna memaksimalkan PPKM Darurat.

              "Sepanjang dipastikan telah memenuhi kriteria dalam Inmendagri, maka perusahaan di sektor
              esensial dapat membuat opsi-opsi untuk memaksimalkan proses produksi," jelas Menaker Ida.
              Opsi tersebut di antaranya ialah pekerja/buruh hanya bekerja 15 hari dalam satu bulan. Artinya,
              15 hari untuk bekerja dari kantor (WFO) dan 15 hari sisanya untuk bekerja dari rumah (WFH),
              sebagaimana  sempat  diusulkan  oleh  Menteri  Koordinator  Bidang  Kemaritiman  dan  Investasi,
              Luhut Binsar Pandjaitan.
              "Opsi lainnya bisa berupa penerapan shift kerja di perusahaan agar tidak terjadi penumpukan
              pekerja pada shift yang sama," kata Menaker Ida.

              Opsi lainnya yakni melakukan pekerjaan secara 2-1 (2 hari kerja dan 1 hari libur). Dengan opsi
              ini maka seluruh pekerja bisa memperoleh giliran kerja.

              Selain itu, perusahaan dapat pula memilih merampingkan divisi/unit kerja yang bukan core/inti,
              yang  tidak  membutuhkan  pekerja  sebesar  di  masa  normal.  Sehingga  jumlah  pekerja  di  unit
              core/inti dapat dimaksimalkan.

              Perusahaan  juga  dapat  memilih  opsi-opsi  lain  sesuai  dengan  karakter  proses  produksi  di
              perusahaan masing-masing.

              "Opsi-opsi ini dimaksudkan agar perusahaan dapat beroperasi semaksimal mungkin dalam situasi
              PPKM, sehingga ekonomi dapat tetap berjalan," kata Menaker Ida melanjutkan.

              Menaker  Ida  menambahkan  Kemnaker  juga  menekankan  agar  penyesuaian-penyesuaian  ini
              dibuat berdasarkan kesepakatan dengan perwakilan pekerja atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh
              (SP/SB).

              "Apapun  opsinya,  agar pelaksanaannya  dapat  berjalan  aman  dan  kondusif,  tentu  penerapan
              protokol kesehatan 5 M menjadi standar yang tidak bisa ditawar," ujarnya.

              Untuk  rincian  lebih  lanjut,  Menaker  Ida  Fauziyah  menyampaikan  bahwa  pihaknya  akan
              mengeluarkan panduan dan pedoman pelaksanaan lapangan.

              (jpnn).

                                                           254
   250   251   252   253   254   255   256   257   258   259