Page 468 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 DESEMBER 2021
P. 468

PENGUSAHA DUGA ADA MOTIF PILPRES DI BALIK PUTUSAN ANIES REVISI UMP
              DKI
              Para pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri ( Kadin ) Indonesia dan
              Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menuduh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sengaja
              merevisi besaran upah minimum provinsi ( UMP ) ibu kota untuk 2022 demi kepentingan politik
              jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

              "Oh jelas," ungkap Wakil Ketua Umum Bidang Ketenagakerjaan Kadin Indonesia Adi Mahfudz
              Wuhadji saat konferensi pers virtual merespons revisi UMP DKI Jakarta, Senin (20/12).

              Pernyataan ia sampaikan saat menjawab pertanyaan wartawan soal kemungkinan revisi UMP
              dilakukan Anies demi kepentingan Pilpres 2024. Menurut Adi, motif politik ini terbaca karena
              sebelumnya Anies juga pernah meminta Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah untuk mengubah
              formula penetapan UMP 2022 yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun
              2021 tentang Pengupahan. Padahal, menurutnya, Anies seharusnya sudah mengetahui secara
              jelas bahwa menteri tidak bisa mengubah PP 36/2021. Sebab, aturan itu diteken oleh Presiden
              Joko Widodo (Jokowi), bukan Menaker Ida.

              "Belum lama ini kan Pak Anies minta mengubah formula, terus ditujukan ke Kemnaker, tapi apa
              korelasinya?  Kalau  mau  minta  perubahan  itu  karena  PP  ditandatangani  Presiden,  bukan
              Kemnaker, seharusnya langsung saja ke Pak Presiden," terangnya.

              Namun, sambungnya, setelah mengirim surat kepada Menaker Ida, Anies tidak melakukan tindak
              lanjut  ke  Jokowi.  Anies  justru  ujug-ujug  merevisi  besaran  UMP  DKI  Jakarta  2022  yang
              sebelumnya sudah sempat ia tetapkan sesuai formula PP 36/2021.

              Di  sisi  lain,  Adi  menilai perubahan  sikap  Anies juga  didasari oleh  tekanan  salah  satu  serikat
              pekerja  atau  buruh  di  Indonesia,  meski  tak  menyebut  nama  serikatnya.  Namun,  Adi
              menyayangkan hal ini.
              Sebab, menurutnya, tekanan itu hanya muncul dari satu serikat pekerja atau buruh yang tidak
              mewakili seluruh buruh di Indonesia. Toh, kata Adi, penetapan UMP DKI Jakarta 2022 sejatinya
              juga sudah melibatkan perwakilan serikat pekerja untuk menyepakati besarannya.

              "Lagipula mana mungkin juga hanya satu serikat pekerja bisa mengimbau seluruh Indonesia jika
              tidak menerapkan seperti apa yang disampaikan Pak Anies akan dikeroyok demo besar-besaran?
              Saya  garansi  juga  apa  yang  disampaikan  oleh  satu  SP  itu  tidak  mewakili  dunia  pekerja
              keseluruhan," jelasnya yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pengupahan Nasional
              (Depenas).

              Sebagai informasi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan merevisi kenaikan UMP 2022 menjadi
              5,1 persen atau setara Rp225 ribu. Sebelumnya, Anies menetapkan kenaikan UMP 2022 hanya
              sebesar Rp37 ribu. Sehingga kini, UMP DKI Jakarta berada di posisi Rp4,64 juta.
              Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan keputusan Anies merevisi besaran UMP
              DKI Jakarta 2022 membuatnya melanggar tiga pasal di PP 36/2021 tentang Pengupahan. Ia
              merinci pasal tersebut adalah 26 mengenai cara perhitungan upah minimum, Pasal 27 mengenai
              penetapan UMP, dan Pasal 29 mengenai batas waktu penetapan UMP yang selambat-lambatnya
              seharusnya pada 21 November 2021 dan tidak bisa diubah.

              "Dan pemerintah DKI telah secara sepihak melakukan revisi UMP 2022 tanpa memperhatikan
              dunia usaha dalam hal ini Apindo DKI Jakarta yang sudah menyatakan keberatannya karena ini
              melanggar PP 36/2021," pungkasnya.



                                                           467
   463   464   465   466   467   468   469   470   471   472   473