Page 198 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 MEI 2021
P. 198

Disebutkan dalam pasal 1 poin 15 bahwa THR merupakan penghasilan bagi pegawai tetap yang
              bersifat tidak teratur. Hal ini kemudian menjadikan THR masuk dalam kriteria pengenaan pajak
              pada pasal 5.

              Pasal tersebut menyebutkan bahwa penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal
              26 adalah penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur.

              Apakah  THR  dipotong  insentif  pajak  penghasilan  COVID-19?  Pada  Februari  lalu  pemerintah
              melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengeluarkan kebijakan insentif pajak penghasilan
              bagi pekerja yang terdampak COVID-19.

              Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan ( Menkeu ) Nomor 9/PMK.03/2021.
              Disebutkan dalam Peraturan Menkeu bahwa penghasilan yang diterima oleh pegawai dengan
              kriteria tertentu pajaknya ditanggung oleh pemerintah.

              Sayangnya, penghasilan yang dimaksud dalam Peraturan Menkeu tersebut tidak memuat soal
              THR. Hal ini menyebabkan wajib pajak tetap akan dikenakan pajak atas THR.

              Berapa  persen  potongan  pajak  THR?  Pajak  THR  akan  dikenakan  pada  pegawai  dengan
              penghasilan di atas Rp4.500.000 atau sekitar Rp54.000.000 per tahun. Di bawah penghasilan
              tersebut THR tidak akan dikenai pajak. Pengenaan pajak THR menurut Ditjen Pajak diatur dalam
              Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21.

              Perhitungannya adalah dengan terlebih dahulu menghitung PPh 21 terutang setahun. Kemudian
              dilanjutkan dengan menghitung PPH 21 terhadap THR. Perhitungannya melibatkan perhitungan
              penghasilan bruto, penghasilan netto, dan Penghasilan Kena Pajak (PKP).

              Sebagai  contoh,  Tuan  Tirto  belum  menikah  dan  bekerja  di  PT  Adi.  Ia  mendapat  upah
              Rp7.500.000 per bulan dengan THR sebesar gajinya. Lalu, berapa persen potongan pajak THR
              PPh  21  yang  harus dibayarkan  Pak Tirto?  1. Menghitung  PPh  21  per  bulan  atas  gaji:  Gaji :
              Rp7.500.000 Biaya Jabatan (Gaji x 5%) : Rp7.500.000 x 5% = Rp375.000 Penghasilan netto
              sebulan : Rp7.500.000 - Rp375.000 = Rp7.125.000 Penghasilan netto setahun : Rp7.125.000 x
              12 = 85.500.000 2. Menghitung Penghasilan Kena Pajak (PKP) PKP dihitung dengan mengurangi
              penghasilan  netto  per  tahun  dengan  PTKP.  Berdasarkan  Peraturan  Menkeu  Nomor
              101/PMK.010/2016 tarif PTKP untuk wajib pajak orang pribadi, sesuai dengan kriteria Tuan Tirto
              adalah  Rp54.000.000,  sehingga:  PKP:  Rp85.500.000  -  Rp54.000.000  =  31.500.000  3.
              Menghitung  besaran  pajak  PPh  21  terutang:  PPh  21  terutang  :  31.500.000  x  5%  =
              Rp1.575.000/tahun 4. Menghitung THR: THR dihitung dengan mengurangi PPh 21 terhadap THR
              dengan PPh 21 terutang sebelum kena pajak THR.

              Penghasilan  Bruto  (Gaji  setahun)  :  Rp7.500.000  x  12  =  Rp90.000.000  THR:  Rp7.500.000
              Penghasilan bruto: Rp90.000.000 + Rp7.500.000 = Rp97.500.000 Biaya jabatan (penghasilan
              bruto x 5%) : Rp97.500.000 x 5% = Rp4.875.000 Penghasilan netto setahun: Rp97.500.000 -
              Rp4.875.000  =  Rp92.625.000  Penghasilan  kena  pajak  (PKP):  Rp92.625.000  -  Rp54.000.000
              (PTKP) = Rp38.625.000 PPh 21 terhadap THR: Rp38.625.000 x 5% = Rp1.931.250 Sehingga
              potongan THR yang harus dibayarkan oleh Tuan Tirto adalah sebagai berikut: Rp1.931.250 -
              Rp1.575.000 = Rp356.250.












                                                           197
   193   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203