Page 1083 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 1083

"Kemlu telah menerima informasi berupa video mengenai 4  ABK WNI  yang bekerja di kapal
              ikan RRT (nama lain China, red) Liao Yuan Yu 103. Mereka mengaku tidak menerima gaji, jam
              kerja  yang  berlebihan,  makanan  tidak  memadai  dan  mengalami  kekerasan,"  kata  Direktur
              Perlindungan  Warga  Negara  Indonesia  dan  Badan  Hukum  Indonesia  (PWNI-BHI)  Kemlu  RI,
              Judha Nugraha lewat pernyataan tertulisnya di Jakarta, Rabu (26/8/2020).

              Ia menjelaskan Direktorat PWNI-BHI Kemlu RI telah menghubungi berbagai pihak, antara lain
              perusahaan  penyalur  tenaga  kerja,  berbagai  kementerian,  dan  Kedutaan  Besar  Republik
              Indonesia (KBRI) Beijing untuk mengonfirmasi laporan sehingga Pemerintah Indonesia dapat
              menempuh langkah lebih lanjut untuk menyelamatkan empat ABK tersebut.

              "Langkah-langkah  penanganan  (kami  telah,  red)  menghubungi  nomor  PT  RCA  sebagaimana
              tercantum dalam video pengaduan tersebut. Namun, hingga saat ini belum ada tanggapan," kata
              Judha seperti dilansir  Antara  .

              PT RCA merujuk pada PT Raja Crew Atlantik yang disebut oleh para ABK sebagai penyalur tenaga
              kerja mereka ke kapal berbendera China, Liao Yuan Yu 103.

              Kementerian  Luar  Negeri  juga  telah  berkoordinasi  dengan  Kementerian  Perhubungan  dan
              Kementerian Ketenagakerjaan yang mengeluarkan izin penempatan ABK ke luar negeri.

              "Didapat informasi bahwa PT RCA tidak terdaftar baik di Kemenaker maupun Kemenhub," terang
              Judha.

              Dalam unggahan di media sosial Instagram @indonesia.militer pada Selasa malam (25/8), tiga
              orang pria lewat dua video yang berbeda melaporkan bahwa mereka diperlakukan dengan tidak
              manusiawi saat bekerja di atas kapal China.

              "Segera kami dipulangkan dari kapal ini. Kami disiksa, dipukul, ditendang," kata salah satu pria,
              diduga  ABK Indonesia  yang bekerja di Kapal Liao Yuan Yu 103.

              "Dada kami dipukul pak, perut kami ditendangi pak, [...] jam tidur hanya 4-5 jam, jam kerja 20
              jam lebih, kami kurang tidur, makan gak tenang," kata seorang pria lainnya.



































                                                          1082
   1078   1079   1080   1081   1082   1083   1084   1085   1086   1087   1088