Page 732 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 732

Fraksi  yang  paling  terakhir  mengirim  perwakilannya  adalah  Demokrat.  Mulanya,  Demokrat
              bersama PKS menolak ikut membahas RUU Omnibus Law Cipta Kerja lantaran ada sejumlah hal
              yang lebih penting di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

              Namun, Demokrat turut melengkapi fraksi-fraksi yang sudah terlebih dahulu membahas RUU
              Cipta Kerja.

              "Sebanyak tiga anggota Fraksi Partai Demokrat yang ditugaskan di Baleg RUU Ciptaker adalah
              Bambang  Purwanto,  Hinca  Pandjaitan,  dan  Benny  K  Harman,"  kata  Anggota  Fraksi  Partai
              Demokrat di Baleg DPR Hinca Pandjaitan kepada CNNIndonesia.com, Rabu (26/8).

              RUU Omnibus Law Cipta Kerja menuai banyak kritikan. Terutama dari aktivis lingkungan dan
              serikat  buruh.  Mereka  merasa  banyak  kejanggalan  dalam  RUU  yang  diajukan  pemerintah
              tersebut.

              Akan tetapi, proses politik berjalan terus. RUU dibawa ke DPR untuk dibahas lebih lanjut. Pada
              pertengahan April, DPR mulai melakukan pembahasan.

              Pembahasan mulanya tidak diikuti oleh fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Demokrat.
              Kedua fraksi menganggap tidak elok jika RUU tersebut dibahas di tengah pandemi. Terlebih,
              sudah banyak kritik yang datang dari sejumlah pihak.

              "Jika pembahasan dilanjutkan, kita dianggap tidak memiliki empati dan dinilai memanfaatkan
              situasi saat ini," ujar Anggota Fraksi PKS Adang Daradjatun pada 14 April lalu.
              Anggota Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Fraksi Partai Demokrat DPR RI Benny K Harman, kala
              itu juga mengkritik pembahasan RUU Omnibus Law Cipta Kerja yang notabene dilakukan parpol
              pengusung pemerintah.

              Benny  menilai  rakyat  sedang  kesulitan  dan  menderita  akibat  terdampak  virus  corona.  Tidak
              sedikit yang sulit memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Karenanya, dia menilai tidak tepat jika
              DPR tetap membahas RUU tersebut.

              "Fraksi  Demokrat  menarik  diri  dari  pembahasan  RUU  yang  tidak  relevan  dengan  kebutuhan
              rakyat terkait Covid-19. Demokrat juga meminta Presiden menarik diri untuk sementara waktu
              dalam  pembahasan  RUU  dan  fokus  kerja  selesaikan  masalah  dan  kebutuhan  mendesak
              masyarakat," kata Benny mengutip Antara, Rabu (22/4).

              Seiring berjalannya waktu, sikap PKS dan Demokrat berubah. PKS lebih dahulu bergabung dalam
              Panja Baleg DPR membahas Omnibus Law pada Mei lalu. Kader yang dikirim antara lain Ledia
              Hanifa, Anis Byarwati dan Bukhori Yusuf.

              "F-PKS akan mengawal pembahasan RUU Omnibus Law Ciptaker dengan sunggguh-sungguh
              sebagai  bentuk  pertanggungjawaban  kepada  masyarakat.  Oleh  karena  itu,  Pimpinan  F-PKS
              memutuskan untuk terlibat dari awal pembahasan Daftar Inventarisasi Masalah (DIM) di panja
              Baleg DPR," kata Ledia Hanifa 20 Mei lalu.

              Fraksi  Demokrat  lalu  mengambil  langkah  serupa  selang  beberapa  bulan  kemudian.  Anggota
              Fraksi Partai Demokrat di Baleg DPR Hinca Pandjaitan mengatakan bahwa langkah fraksinya ikut
              membahas karena ingin memperjuangkan kepentingan rakyat.

              Menko  Perekonomian  Airlangga  Hartarto  optimis  RUU  Omnibus  Law  Cipta  Kerja  bisa  selesai
              dibahas  dan diundangkan  pada tahun  ini.  Dia  mengatakan  pembahasan sudah  mencapai  75
              persen.

              (bmw).


                                                           731
   727   728   729   730   731   732   733   734   735   736   737