Page 766 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 766

Hadi mengatakan pekerja atau buruh yang akan mendapat  subsidi gaji  atau upah ini adalah
              yang sudah ikut serta dalam BPJS Ketenagakerjaan.
              Padahal,  katanya,  masih  banyak  perusahaan  atau  instansi  yang  harus  didorong  untuk
              mendaftarkan pekerjanya menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan.

              "Pertama kita semua harus mengapresiasi ini menunjukan kepedulian yang baik dari pemerintah
              pusat terhadap warganya," ujar Hadi melalui ponsel, Kamis (27/8).

              Menurut dia, bantuan dengan nominal Rp 600 ribu untuk 4 bulan tersebut merupakan angka
              yang benar-benar dapat menolong masyarkat.

              Khususnya, bagi yang belum masuk dalam penerima bantuan yang selama ini sudah dijalankan
              oleh pemerintah, baik dari pusat, provinsi, maupun kabupaten kota.

              Namun,  dia  melanjutkan,  yang  harus  menjadi  perhatiaan  yaitu  ketika  pemberiannya  dipilih
              berdasarkan  data  penerima  atau  pemilik  kartu  BPJS  ketenagakerjaan.  Syarat  lainnya,  harus
              memiliki kaji di bawah Rp 5 juta perbulan.

              "Maka sesungguhnya di lapangan ada fakta-fakta yang harus kita cermati. Terutama di kalangan
              guru  honorer  atau  pekerja  honorer  lainnya  yang  memang  menjadi  salah  satu  yang  bakal
              menerima manfaat bantuan. Pekerja honorer yang memiliki BPJS Ketenagakerjaan itu sangat
              sedikit," katanya.

              Hal tersebut dia ketahui setelah melakukan komunikasi dengan sejumlah simpul guru honorer
              maupun sekolah swasta yang ada di Jabar. Guru honorer di sekolah negeri, dari mulai SD sampai
              SMA, yang masuk kedalam keanggotaan BPJS Ketenagakerjaan, kurang dari 10 persen.

              "Itu negeri, apalagi sekolah swasta. Dari 5.111 penerima BPMU (Bantuan Pendidikan Menengah
              Universal) di Jabar bisa dikatakan hampir 90 persen adalah sekolah swasta yang lembaganya ini
              belum bonafide, hanya sekitar 100 lembaga yang sudah bonafide," katanya.

              Dari yang belum bonafide tersebut, Hadi mengatakan, untuk dapat mempertahankan eksistensi
              saja harus berusaha sangat keras.

              "Jadi  sangat  susah  membayangkan  sekolah  swasta  menyiapkan  mengalokasikan,  atau
              menginstruksikan gurunya untuk mengikuti BPJS Ketenagakerjaan," katanya.
              Karena  itu,  Hadi  berharap  pemerintah  dapat  mengkaji  ulang  tentang  persyaratan  tentang
              keanggotaan  BPJS  Ketenagakerjaan  tersebut.  Jika  membutuhkan  data  guru  honorer  dengan
              strata terbawah, katanya, pemerintah bisa mengambil data BPJS Kesehatan.

              "Itu lebih banyak. Karena kebutuhannya lebih urgent. Kedua, di sini karena lebih relevan dengan
              kebutuhan mereka. Sementara jaminan BPJS Ketenagakerjaan ini masih harus kerja keras," kata
              Hadi.

















                                                           765
   761   762   763   764   765   766   767   768   769   770   771