Page 291 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 MARET 2021
P. 291

neutral - Tri Widodo (panelis) Temuan kami, izin LPTKS itu sudah kedaluarsa pada 2019



              Ringkasan


              Dewan Pimpinan Daerah Partai Solidaritas Indonesia (DPD PSI) Surabaya advokasi tiga
              wanita asal Kediri yang diduga diperlakukan semena - mena oleh Lembaga Penempatan
              Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) di Surabaya.




              PSI PULANGKAN TIGA WANITA KEDIRI YANG DISEKAP LEMBAGA
              PENYALURAN ART

              Surabaya - Dewan Pimpinan Daerah Partai Solidaritas Indonesia (DPD PSI) Surabaya
              advokasi tiga wanita asal Kediri yang diduga diperlakukan semena - mena oleh Lembaga
              Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS) di Surabaya.


              Tiga  wanita  Kediri  itu  diduga  diperlakukan  tidak  manusiawi.  Mereka  bertahan  hidup
              dengan cara memakan sabun serta meminum dari air mentah, hingga tidur hanya di
              bawah gubuk yang tidak tertutup beralaskan papan yang sangat tidak layak untuk dihuni
              manusia.

              "Asal  mula  kejadian  ini  dilaporkan  oleh  DPD  PSI  Kediri,  Bapak  Suliyono,  yang
              disampaikan kepada Ketua DPW PSI Jawa Timur, Teguh Cahyadin dan beliau langsung
              menghubungi Ketua DPD PSI Surabaya, Yusuf Lakaseng," ujar anggota fraksi DPD PSI

              Surabaya, Tjutjuk Supariono, Kamis (11/3/2021).

              Tjutjuk menceritakan, awalnya pihak LPTKS tidak mengakui perbuatan tersebut, namun
              setelah ditunjukkan bukti obrolan Whatsapp dari pemilik ke penanggungjawab lapangan
              LPTKS tersebut, pihak LPTKS mengakui bahwa memberikan kehidupan yang tidak layak
              bagi ketiga korban.

              "Awalnya  pengeluaran  ketiga  korban  tersebut  menemui  jalan  buntu.  Setelah  melalui
              proses negosiasi yang panjang, Alhamdulillah, Puji Tuhan, korban dapat kami pulangkan
              tanpa adanya biaya apapun karena sebelumnya korban dikenakan biaya sekitar hampir

              Rp 5 juta untuk dapat keluar dari lembaga tersebut," ujarnya.

              Koordinator Divisi Perempuan dan Anak, DPD PSI Surabaya, Bernike menambahkan, hal
              tersebut adalah tindakan yang kejam dan pihaknya mengutuk perbuatan itu karena tidak
              selaras dengan prinsip untuk menghormati harkat dan martabat wanita.

              "Ini  adalah  sesuatu  yang  serius,  karena  disamping  melanggar  moral,  tentunya  ini

              melanggar HAM dan hukum yang ada," ujar Bernike.

              "Ironisnya juga, kemarin bertepatan dengan peringatan Hari Perempuan Sedunia, yang
              seharusnya para perempuan berhak mengutarakan pendapat, bebas berkarya, bebas
                                                           290
   286   287   288   289   290   291   292   293