Page 4 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 JANUARI 2021
P. 4

Kepala  Badan  Koordinasi  Penanaman  Modal  (BKPM)  Bahlil  Lahadalia  bahkan  sesumbar
              implementasi UU Cipta Kerja beserta aturan turunannya menjadi pelicin dari upaya pemerintah
              menaikkan realisasi penanaman modal pada 2021.

              "Kalau UU sudah disahkan dan ini menjadi bagian yang dibutuhkan untuk kemudahan usaha, di
              2021 pasti lebih tinggi dari 2020," kata Bahlil.

              Target  yang  ditetapkan  pada  tahun  ini  adalah  Rp817,2  triliun.  Sementara  itu,  target  yang
              ditetapkan  untuk  tahun  depan  adalah  Rp858,5  triliun.  Bahkan,  hingga  2024  target  realisasi
              investasi sebesar Rp1.239,3 triliun.

              Staf  Ahli  Bidang  Peningkatan  Daya  Saing  Penanaman  Modal  BKPM  Heldy  Satrya  Putera
              mengatakan  target  tersebut  terumus  dalam  rencana  strategis  atau  Rencana  Pembangunan
              Jangka Menengah Nasional (RPJMN) BKPM Tahun 2020-2024.

              "Di tengah pandemi, ini bukan hal mudah untuk kita capai. Ini yang harus kita lihat apa yang
              kita hadapi saat ini sehingga ke mana kita harus mengarah," jelasnya.

              Untuk target 2021, nilai realisasi penanaman modal sektor sekunder tercatat sebesar Rp205,7
              triliun dengan sebaran penanaman modal di luar Jawa senilai 49,0%. Sementara itu kontribusi
              investasi dalam negeri di sektor UMKM sebesar 49,3%.

              Ekonom Senior Indef Enny Sri Hartati mengibaratkan tren investasi sama dengan inflasi. Artinya,
              saat pemerintah ingin menaikkan harga bensin misalnya, harga kebutuhan pokok pasti sudah
              naik sebelum berlaku. Investasi pun demikian, di mana saat ada kebijakan yang menguntungkan,
              respons cepat terlihat.

              Dia menambahkan, seharusnya saat omnibus law sudah digaungkan, gejolak penanaman modal
              terjadi.  Akan  tetapi  kenyataannya  terbalik.  Ini  artinya  regulasi  tersebut  memang  belum
              berdampak signifikan.

              Menurutnya, omnibus law belum memberikan dampak positif terhadap sektor manufaktur yang
              selama ini menjadi andalan penyerapan tenaga kerja.

              Sedangkan  menciptakan  iklim  investasi  yang  kondusif  di  sektor  manufaktur  cukup  sulit.
              Penyebabnya biaya ekonomi di Indonesia masih tinggi. "Kalau mau mendorong investasi tapi
              padat modal, ini tidak sesuai dengan harapan UU Cipta Kerja."

              Di sisi lain, capaian investasi pada tahun depan juga tergantung pada upaya pemerintah dalam
              menanggulangi pandemi Covid-19.

              Kepala  Ekonom  BCA  David  Sumual  menyarankan  agar  pemerintah  makin  intensif  melakukan
              sosialisasi isi Omnibus Law Cipta Kerja.

              Mal  ini  menurutnya  penting  agar  calon  investor  paham  apa  saja  yang  termaktub  dan
              menguntungkan.
              Selain itu, pemerintah juga harus meningkatkan kompetensi pekerja agar seiring sejalan dengan
              pembenahan yang dilakukan dari sisi regulasi dan birokrasi.

              Pemerintah  pun  perlu  melirik  kelas  usaha  tertentu  untuk  menjadi  fokus  investasi.  Pasalnya,
              selama ini usaka mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sedikit terabaikan.








                                                            3
   1   2   3   4   5   6   7   8   9