Page 202 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MEI 2021
P. 202

MAY DAY, PANDEMI DAN SEMBAKO

              Jakarta  (ANTARA)  -  May  Day  atau  Hari  Buruh  Internasional  lahir  dari  berbagai  rentetan
              perjuangan  kelas  pekerja  untuk  memperjuangkan  jam  kerja  menjadi  8  jam  dalam
              sehari.Tuntutan tersebut merembet pada perbaikan kesejahteraan pekerja dalam arti luas, baik
              fasilitas, upah, aktualisasi diri, jaminan sosial, status kerja, pegawai kontrak, cuti, jaminan hari
              tua, pensiun dan sebagainya.Di masa pandemi saat ini, momok yang ditakutkan pekerja muncul
              tak terbendung, yakni pemutusan hubungan kerja (PHK). Tak ada yang bisa menghentikannya
              karena  pilihannya  adalah  mengutamakan  kesehatan.  Tidak  ada  pertumbuhan  atau  kegiatan
              ekonomi  yang  dilakukan  oleh  orang  sakit.Pilihannya,  mengatasi  penyakit,  mengendalikan
              pandemi  COVID-19  yang  sudah  berlangsung  lebih  setahun  dan  terjadi  di  seluruh  dunia.
              Pertumbuhan  ekonomi  menjadi  stagnan,  bahkan  negatif.Kebijakan  darurat  harus  diambil,
              mengendalikan dan mengatasi penyakit dengan berbagai cara, terakhir vaksinasi dengan tetap
              menjaga jarak, memakai masker, cuci tangan dan tidak berkerumun.Dampak ikutan lainnya dari
              pandemi adalah menjaga agar kebutuhan pokok pekerja tetap terpenuhi. Melambatnya ekonomi,
              berkurangnya  pendapatan  membuat  pekerja  harus  berakrobat  untuk  memenuhi  kebutuhan
              sehari  hari.BPJS  Ketenagakerjaan  (BPJAMSOSTEK)  bersama  Menteri  Ketenagakerjaan  dan
              beberapa instansi pemerintahan lainnya seperti Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi,
              Asosiasi  Pengusaha  Indonesia  (APINDO),  dan  pemerintah  daerah  melakukan  penyerahan
              bantuan  sebanyak  18.798  paket  sembako.Penyerahan  dilakukan  secara  simbolis  kepada
              perwakilan pekerja dan serikat pekerja dan buruh di Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja
              (BBPLK)  di  Bekasi,  Sabtu.  Pemberian  bantuan  ini  juga  dilakukan  di  34  provinsi  dan  415
              kabupaten/kota  di  seluruh  Indonesia.Pemberian  bantuan  ini  merupakan  bentuk  empati
              BPJAMSOSTEK kepada sesama pekerja imbas dari pandemi COVID-19 sekaligus simpati kepada
              perjuangan para relawan yang bekerja memerangi pandemi. Selain itu dengan bantuan Sembako
              yang diberikan diharapkan mampu mendukung daya tahan pekerja agar imunitas mereka tetap
              dalam  kondisi  prima.Jaminan  Kehilangan  PekerjaanDalam  kegiatan  itu  Dirut  BPJAMSOSTEK
              Anggoro Eko Cahyo berpesan kepada serikat pekerja dan serikat buruh yang hadir untuk turut
              mendukung program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) karena akan membantu para pekerja
              yang mengalami PHK karena perusahaan mereka terdampak pandemi Covid-19 ini.Di Jakarta
              Utara  pemberian  920  sembako  diberikan  kepada  pekerja  dengan  dihadiri  Kadisnakertrans
              setempat  Gatot  S  Widagdo.  Pemberian  sembako  secara  simbolis  diberikan  oleh  Koordinator
              Kepala Cabang BPJAMSOSTEK Jakarta Utara dan Pulau Seribu Erfan Kurniawan.Kepala Cabang
              BPJAMSOSTEK Puit Jakut Husaini mengatakan bantuan sosial di wilayahnya tidak hanya saat
              Mayday, tetapi sejak pandemi COVID-19 merebak berupa beras 2 ton, bahan pokok lainnya, juga
              penyanitasi tangan, masker dan sebagainya.Di acara terpisah pada peringatan May Day di Wisma
              Atlet,  Jakarta,  Anggoro  menuturkan  bahwa  sejatinya  1  Mei  ini  menjadi  momen  untuk
              mengingatkan  akan  hak-hak  dasar  pekerja  yang  tidak  boleh  dilupakan  oleh  pemerintah  dan
              pemberi kerja."Sesuai tema yang kami usung, peringatan May Day ini kami gunakan sebagai
              momentum peningkatan layanan dan manfaat kepada pekerja Indonesia melalui perlindungan
              jaminan sosial ketenagakerjaan serta peningkatan layanan agar lebih cepat, mudah, dan akurat
              bagi pekerja," ujarnya.Di masa krisis seperti saat ini, perlindungan dasar bagi pekerja memiliki
              urgensi yang tinggi seiring dengan peningkatan risiko kerja yang rentan dialami oleh seluruh
              pekerja.  "Tidak  ada  capaian  yang  lebih  tinggi  bagi  kami  selain  memberikan  rasa  aman  dan
              kepuasan  bagi  pekerja  peserta  BPJAMSOSTEK,"  ucap  Anggoro.Teman  di  kala  susahMenteri
              Ketenagakerjaan, Ida Fauziah, mengapresiasi seluruh stakeholder ketenagakerjaan khususnya
              BPJAMSOSTEK  dalam  mendukung  kegiatan  ini."BPJAMSOSTEK  hadir  sebagai  rumah  bagi
              perlindungan pekerja Indonesia yang ada pada saat senang dan susah. Kehadiran dirut tentunya
              tidak hanya pada momentum ini tapi juga di kesempatan lain untuk lebih dekat dengan pekerja
              dan pengusaha," ujar Ida.Saat ini kondisi perekonomian sedang masa pemulihan (recovery) dan
              tanda-tanda penguatan ini semakin kuat. Pemerintah bersama dengan pengusaha dan pekerja
              harus bahu membahu dalam menghadapi tantangan ini hingga akhirnya nanti perekonomian
              pulih dan Indonesia keluar dari masa sulit, sesuai dengan tema yang diusung Pemerintah dalam

                                                           201
   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207