Page 324 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MEI 2021
P. 324

pemerintah  maupun  swasta,  untuk  mensosialisasikan  Posko  Layanan  Aduan  terhadap
              pelanggaran pembayaran THR 2021.
              "Pandemi  Covid  19  seolah  selalu  menjadi  kartu  truf  dalam  memaksakan  kehendak  segelintir
              kalangan.  Salah  satu  di  antaranya  adalah  kalangan  pengusaha  dan  pemerintah.  Krisis
              multidimensi  akibat  pandemi  Covid  19  ini  dijadikan  alasan  pengusaha  untuk  kembali  bisa
              menunda pembayaran THR. Padahal Pemerintah sudah memberikan stimulus ekonomi kepada
              perusahaan  dan  ekonomi  sudah  mulai  membaik,  oleh  karena  itu  tidak  ada  alasan  lagi  bagi
              perusahaan untuk terlambat atau bahkan tidak membayar THR," katanya, Sabtu (1/5/2021).

              Menurutnya, Proses penundaan THR tersebut sebagaimana diterbitkannya Surat Edaran Menteri
              Ketenagakerjaan  (SE  Menaker)  No.  M/6/HK.04/VI/2021,  yang  mengakibatkan  adanya  proses
              panjang  sebelum  pembayaran  THR;  adanya  dialog,  kesepakatan  tertulis,  leporan  keuangan
              internal perusahaan, yang kemudian hasil laporan tersebut dilaporkan ke Disnakertrans paling
              lambat tujuh hari sebelum hari raya. Ini tentu berpotensi menunda waktu pembayaran THR yang
              menjadi hak pekerja/buruh.

              SE Menaker tersebut ditambahkannya, juga kontradiktif dengan hukum republik, yang menjamin
              THR pekerja, sebagaimana diatur dalam Permenaker No. 6/2006 Pasal 10 ayat (1) dan (2) dan
              Pasal 5 yang mengatur bahwa pengusaha wajib membayarkan THR paling lambat 7 (tujuh) hari
              sebelum hari raya.

              MPBI  meminta  DPRD  DIY  terlibat  dalam  pengawasan  Dinas  Tenaga  Kerja  dan  Transmigrasi
              (Disnakertrans) DIY dalam menjamin dan pemenuhan hak atas THR bagi pekerja/buruh, serta
              perlunya anggota DPRD DIY membentuk Panitia Khusus Pengawasan Pembayaran THR tahun
              mendatang 2022.

              Selain menyampaikan tuntutan tersebut, Irsyad menjelaskan, Panitia Pelaksana Layanan Aduan
              dan Konsultasi THR bagi Pekerja/Buruh DIY akan mendirikan Posko Pengaduan THR sejak 1-12
              Mei, serta mensosialisasikan kepada pekerja/buruh di DIY melalui jaringan Serikat Buruh/Pekerja
              mengenai THR Keagamaan "Di tengah pandemi COVID - 19 yang belum kunjung reda untuk
              mengakomodir para pekerja/buruh yang tidak mendapatkan haknya," jelasnya.

              Selain tuntutan terkait THR MPBI juga menyampaikan Delapan tuntutan lain seperti Tenaga Kerja
              Mandiri (TKM), Vaksinasi Gratis bagi Pekerja/Buruh, Koperasi Pekerja/Buruh, Pengupahan atau
              pencabutan SK Gubernur tentang UMP dan UMK agar sesuai KHL, Pencabutan Omnibus Law
              CILAKA,  Bangun  Perumahan  &  Rumah  Susun  Pekerja/Buruh,  Segera  bahas  &  sahkan  Perda
              Perlindungan Tenaga Kerja, Segera adakan program sharing saham dan profit perusahaan bagi
              Serikat Pekerja/Buruh.
























                                                           323
   319   320   321   322   323   324   325   326   327   328   329