Page 232 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JUNI 2021
P. 232

KASUS PEKERJA ANAK MENINGKAT, PEMERINTAH DIMINTA DATA & INTERVENSI

              MEMPERINGATI Hari Dunia Menentang Pekerja Anak, Pemerintah terus berupaya menghapus
              pekerja anak. Namun, nyatanya kondisi itu menghadapi sejumlah tantangan terlebih di masa
              pandemi Covid-19.

              Meski demikian meningkatnya jumlah anak yang terpaksa bekerja di Indonesia sudah menjadi
              perhatian Komnas Perlindungan Anak. Bahkan fakta dan data yang terkonfirmasi ada 5.1 juta
              anak bekerja dalam berbagai bentuk pekerjaan.

              "Ada 1.7 juta anak terpaksa bekerja dalam situasi buruk (the worst form of child labour) seperti
              bekerja  di  industri  manufaktur  lebih  dari  tiga  jam,  bekerja  di  Jalanan  dengan  situadi  non
              permanen address, bekerja di restaurant, hotel atau caffee hiburan malam hingga larut malam,
              menjadl  pekerja  seksulal  komersial  atau  perbudakan  sek,"  kata  Ketua  Umum  Komnas
              Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait, kepada Media Indonesia, Jumat (11/6).

              Dia menjelaskan, anak-anak dalam situasi tersebut mengharapkan kehadiran pemerintah dan
              negara untuk melakukan intervensi lintas kementerian dan sudah saatnya negara mempunyai
              sistim  pendataan  hingga  intervensi  kritis  terhadap  permasalahan  mendasar  anak  dan
              keluarganya.

              "Aksi menentang Pekerja anak di Indonesia harus dillakukan dengan pendekatan kemanusian
              dan keadilan serta jauhkan dari pendekatan krimininalitas seperti menangkap dan membuang
              anak  baik  memenjarakan  seperti  keberadaan  anak  jalanan.  Sentuhlah  dengan  pendekatan
              korban," sebutnya.

              Seharusnya pekerja anak ini mengenyam pendidikan dan mendapat perhatian khusus. Sehingga
              mereka  memperoleh  hak  anak  untuk  bermain  hingga  mendapat  perlindungan  dari  segala
              eksploitasi.

              "Kembalikan  anak  kedalam  lingkunngan  sekolah  karena  pendidikan  adalah  hak  yang  sangat
              pundamental. Demikian juga hak anak untuk bermain dan mendapat perlindungan dari segala
              eksploitasi. Kembalikan anak menikmati pendidikan yang memerdekan," pungkasnya. (OL-7).
































                                                           231
   227   228   229   230   231   232   233   234   235   236   237