Page 107 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 MEI 2020
P. 107
Jika berbicara mengenai angkatan kerja di Indonesia, maka beberapa data
menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja di Indonesia adalah bergerak di sektor
informal.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dari 126,51 juta penduduk bekerja di
Indonesia, 56,02 juta orang (44,28 %) bekerja di sektor formal, sementara 70,49
juta orang (55,72 %) bekerja di sektor informal. Dari data tersebut terlihat bahwa
para pekerja informal mendominasi pekerjaan di Indonesia dan mereka termasuk
golongan yang cukup rentan dalam pendapatan ekonomi serta mudah masuk ke
jurang kemiskinan baru.
Sasaran utama pemerintah akan tertuju ke kelompok ini agar mereka mendapatkan
kompetensi sesuai dengan standar industri yang membutuhkan atau menjadi
wirausaha menengah dan kecil sehingga dapat menghidupkan kembali ekonomi
rakyat.
Program ini dilaksanakan karena berbagai data menyatakan bahwa Indonesia
memiliki potensi besar ekonomi dan kondisi global yang semakin mengarah kepada
ketidakpastian. Tantangan ekonomi dunia ke depan akan semakin besar dengan
dinamikanya yang semakin tidak terkendali. Untuk mewujudkan hal tersebut,
diperlukan kesiapan sumber daya manusia agar tidak tertinggal dengan bangsa lain.
Meski begitu, dari data di Kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki potensi
ekonomi yang sangat besar di mana menurut data Bank Dunia perekonomiannya
secara produk domestik bruto (PDB) sebesar USD1.042 triliun atau setara Rp14.837
triliun pada 2018 dan diprediksi akan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi
yang semakin meningkat.
Bahkan, menurut International Monetary Fund (IMF) PDB Indonesia pada 2024 akan
dapat meningkat menjadi USD1,61 triliun atau setara Rp22.494 triliun. Tentu data
tersebut jika tidak ada kondisi yang secara mendadak mengubah kondisi dunia yang
membuat akhirnya ekonomi negara semakin tertekan. Namun, kesiapan dari tenaga
produktif masyarakat Indonesia harus sudah siap menghadapi era ke depan menuju
kemerdekaan yang ke-100 pada 2045.
Dari beberapa data tersebut, semangat optimisme perlu dibangun dalam
menjalankan program Kartu Prakerja. Kini yang perlu menjadi bahan refleksi
bersama adalah serapan ataupun penyaluran dari penye lenggaraan pelatihan untuk
mendapatkan Kartu Prakerja tersebut.
Maka, perlu setidaknya dibuat dua penyaluran: melalui penyaluran ke arah investasi
luar negeri dan skema UMKM, karena keduanya saling menopang pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Untuk skema investasi, para pemilik Kartu Prakerja dapat
menjadi mitra ataupun diarahkan untuk bisa mengisi posisi dalam industri yang
berkaitan dengan inves tasi tersebut.
Untuk investasi ini dapat berupa bidang pariwisata, jasa, dan digital. Kemudian pada
sektor-sektor lain yang dapat diserap oleh tenaga kerja serta mudah diakses oleh
masyarakat dan tentunya skema serapan tersebut harus sesuai kompetensi yang
Page 106 of 203.