Page 20 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2020
P. 20
kerja merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi pengangguran selain
pengembangan SDM. "Meskipun dengan keterbatasan yang ada, kami tetap mengadakan
pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) milik pusat maupun daerah," kata Ida.
Menurutnya, pelatihan kerja pada tahun ini cukup unik karena pelatihan negular hanya bisa
dilaksanakan sebagian pada Januari dan Februari 2020 lalu. Sejak Manet hingga Juli 2020,
Kemenaker mengadakan program pelatihan kerja khusus untuk tanggap Covid-19.
Pelatihan kerja khusus ini menghasilkan produk alat kesehatan untuk keperluan pandemi. Hasil
pelatihan di BLK sudah menghasilkan sekitar 1,6 juta alat kesehatan yang didistribusikan kepada
masyarakat. "Hal ini tentunya dapat menjadi upaya kami untuk mengembangkan sumber daya
di mana hasil pelatihan kerja tersebut bisa bermanfaat baik untuk peserta pelatihan dan
masyarakat luas," kata dia lagi.
Pengembangan SDM juga dilakukan melalui program kartu prakerja. Sampai saat ini, program
ini sudah berjalan sebanyak tiga gelombang dengan total 10,4 juta orang pendaftar. Sementara,
yang telah diterima menjadi peserta program kartu prakerja sebanyak 680.918 orang.
Pendaftaran gelombang keempat masih ditunda dan akan direncanakan dibuka kembali pada
Agustus 2020. Pada gelombang empat, jumlah peserta yang dapat diterima juga akan
ditingkatkan lebih banyak dibandingkan sebelumnya.
"Saat ini, pemerintah sedang menyesuaikan kembali segala sesuatunya, mulai dari regulasi dan
petunjuk teknis pelaksanaan sehingga apa yang menjadi bahan evaluasi di gelombang satu
sampai tiga bisa diperbaiki," kata Ida.
Pelaksanaan pengembangan SDM selama masa pandemi tentunya tidak berjalan tanpa
tantangan. Ida menjelaskan,permintaan lowongan kerja yang menurun selama pandemi
menyulitkan para lulusan pelatihan mencari pekerjaan. Pembatasan sosial juga menjadi
tantangan tersendiri. Pemerintah kemudian didorong untuk melaksanakan program
kewirausahaan maupun pelatihan metode daring. Cara ini menjadi hal baru bagi masyarakat.
Program daring ini juga menyulitkan masyarakat yang masih awam terhadap teknologi. Terkait
hal ini, Kemenaker telah berupaya juga melakukan program blended training atau pelatihan
campuran daring dan tatap muka. Selain itu, pelatihan tatap muka juga harus dilakukan dengan
protokol ketat.
"Harapan kami bersama agar pandemi Covid-19 ini segera mereda dan kami yakin walaupun di
tengah pandemi ini pelatihan kerja di BLK tetap bisa terlaksana dengan maksimal," kata dia.
Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahandiansyah,
menilai, kebijakan dalam bidang pengembangan SDM ke depan harus fokus kepada
pemberdayaan. Di era pandemi ini,yang menjadi penting adalah bagaimana bisa bertahan
sehingga menjadi berdaya merupakan halyang penting. Trubus menilai, saat ini, teori
pengembangan SDM yang sudah ada menjadi tidak berlaku. Sebab, pandemi sudah betul-betul
mengubah kebiasaan manusia. Saat ini, yang benar-benar dibutuhkan adalah bagaimana
kemampuan seseorang untuk berinovasi.
"Kalau kita menggunakan teori humanresour-ces yang ada, sudah tidak memadai lagi. Sudah
tidak cukup untuk ke depan karena tidak saja kompetisi antarnegara makin suram, tapi
kompetisinya bagaimana kita survivatofthe fittest," kata Trubus.
Pemberdayaan SDM yang dimaksud adalah menekankan pembekalan yang sifatnya literasi dan
wawasan kewirausahaan. Jika memiliki bekal tersebut maka seseorang akan mampu
menghasilkan inovasi. Selain itu, dari segi pendidikan juga harus menerapkan IT. Sebab, di era
industri 4.0, penggunaan ITakan semakin masif. "Tentu kemudian arahnya lebih ke pendidikan
yang berbasis IT," kata dia.
19