Page 43 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 8 DESEMBER 2020
P. 43

UU  ini  dapat  diimplementasikan  dengan  baik,"  kata  Staf  Ahli  Menaker  Bidang  Ekonomi  dan
              Sumber Daya Manusia (ESDM), Aris Wahyudi, di Yogyakarta, Senin.
              Ia menyebut UU Nomor 18 Tahun 2017 sebagai regulasi yang baik karena UU ini memiliki cita-
              cita  agar  PMI  beserta  keluarganya  benar-benar  dapat  terlindungi,  baik  pada  masa  sebelum
              bekerja, selama bekerja, dan setelah bekerja. Sedangkan dari sisi program dan kebijakan, Aris
              menyebut bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Kemnaker telah membuat sejumlah upaya
              perbaikan tata kelola penempatan dan pelindungan PMI. Di antaranya adalah program kerja
              sama luar negeri; Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA); Desa Migran Produktif (Desmigratif); dan
              pembentukan Satgas Pencegahan PMI Nonprosedural.

              "Pelindungan PMI itu dari hulu sampai hilir, dari kampung halaman hingga pulang kembali ke
              kampung  halaman.  Untuk  itu,  program  dan  kebijakan  ini  harus  bisa  melibatkan  semua
              stakeholder," jelasnya.

              Direktur Penempatan dan Pelindungan Tenaga Kerja Luar Negeri, Eva Trisiana, mengatakan,
              Kemnaker telah melakukan evaluasi internal dan masih menunggu hasil evaluasi terhadap salah
              satu programnya, yaitu program Desmigratif. Evaluasi tersebut tentang perbandingan desa yang
              ada  intervensi  Desmigratif  maupun  desa  tanpa  intervensi  Desmigratif  terkait  tata  kelola
              penempatan dan perlindungan PMI. Meski belum komprehensif, dari evaluasi awal, terlihat dua
              pilar Desmigratif cukup dilakukan secara baik, yakni pilar layanan imigrasi dan usaha produktif.
              "Untuk community parenting dan koperasi ini perlu peningkatan karena di beberapa tempat ada
              yang belum tersentuh pliar tersebut," ujarnya. Eva mengungkapkan, sebagai upaya perlindungan
              pekerja migran dan keluarganya, Kemnaker telah membangun Desmigratif sejak tahun 2016
              hingga  tahun  2019,  sebanyak  402  Desmigratif  telah  terbangun.  Namun  mengingat  adanya
              pelaksanaan evaluasi sepanjang tahun 2020, maka untuk tahun ini belum ada lagi penambahan
              desa.

              "Jangan  sampai  Desmigratif  yang  sudah  diluncurkan  sejak  2016,  ada  hal-hal  yang  perlu
              diperbaiki tapi didiamkan. Kita evaluasi dulu, baru ke depan lakukan lagi dengan langkah-langkah
              perbaikan merujuk pada hasil hasil evaluasi tersebut," kata Eva.

              Kadisnaker DIY, Aria Nugrahadi, mengatakan bahwa meskipun DIY bukan termasuk "kantong
              PMI", namun minat masyarakat untuk bekerja ke luar negeri cukup tinggi. Sesuai himbauan
              Gubernur  DIY,  pihaknya  tidak  memberangkatkan  PMI  di  sektor  informal  dan  hanya
              memberangkatkan  PMI  di  sektor  formal.  "Himbauan  ini  bukan  tanpa  alasan,  namun  untuk
              melindungi warga DIY yang bekerja di luar negeri. Sebab kasus PMI bermasalah paling banyak
              terjadi pada sektor informal, " ujarnya seraya menyebut selama pandemi Covid-19, sebanyak
              395 PMI asal DIY sudah dipulangkan.

























                                                           42
   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48