Page 132 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 AGUSTUS 2020
P. 132
Pemerintah akan mengoptimalkan realisasi program Pemulihan Ekonomi Nasional yang sudah
ada setelah ekonomi tumbuh minus 5,32 persen pada triwulan 11-2020. Pemerintah juga
diingatkan agar memanfaatkan peluang sektor industri yang tumbuh positif sekaligus menjaga
sektor-sektor yang terkontraksi.
EKONOMI TERUS DIPACU
Pemerintah berjanji menggenjot program penguatan konsumsi masyarakat, termasuk Program
Kartu Prakerja. Di sisi lain, sektor-sektor industri penopang ekonomi juga perlu diungkit.
JAKARTA, KOMPAS --- Pemerintah akan mengoptimalkan realisasi program Pemulihan Ekonomi
Nasional yang sudah ada setelah ekonomi tumbuh minus 5,32 persen pada triwulan 11-2020.
Pemerintah juga diingatkan agar memanfaatkan peluang sektor industri yang tumbuh positif
sekaligus menjaga sektor-sektor yang terkontraksi.
Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick
Thohir mengatakan, pemerintah akan menyalurkan sejumlah program stimulus untuk
memperkuat daya beli masyarakat. Agar penyaluran tepat, dibutuhkan waktu, data akurat, dan
koordinasi dengan banyak pihak.
"Program PEN yang dilaksanakan oleh pemerintah cukup banyak, saling berkesinambungan,
seperti bantuan sosial tunai, bantuan pangan nontu-nai, Program Keluarga Harapan, dan
penyaluran kredit di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)," ujarnya melalui siaran
pers, Kamis (6/8/2020).
Menurut Erick yang juga Menteri Badan Usaha Milik Negara, pemerintah juga akan menyalurkan
bantuan bagi pekerja yang terdampak pemutusan hubungan kerja melalui program Kartu
Prakeija. Program ini sedang difinalisasi agar bisa dijalankan lagi oleh Kementerian
Ketenagakerjaan pada September 2020.
Sasarannya adalah 13,8 juta pekerja nonpegawai negeri sipil dan non-BUMN yang aktif terdaftar
di BPJS Ketenagakerjaan dengan iuran di bawah Rp 150.000 per bulan. Artinya, sasarannya
adalah pekerja dengan gaji di bawah Rp 5 juta per bulan. " Nilai bantuan Rp 600.000 per bulan
selama empat bulan. Penyaluran akan diberikan per dua bulan ke rekening setiap pekerja ,"
ujarnya.
Selain program PEN, pemerintah juga bisa menggeliatkan program-program lain yang sudah ada
untuk mengungkit konsumsi rumah tangga. Utamanya program-program yang mampu
menyerap tenaga keija dan meringankan beban masyarakat miskin.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengemukakan,
pengembangan energi terbarukan bisa membantu pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi
Covid-19. Caranya adalah dengan menggalakkan program pemasangan pembangkit listrik
tenaga surya (PLTS) atap di rumah tangga miskin yang selama ini menerima subsidi listrik. PLTS
atap juga dapat menurunkan belanja subsidi listrik dalam jangka panjang.
Dalam kajian IESR, pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 bisa dilakukan lewat Program
Surya Nusantara yang merupakan program nasional. Program ini adalah pemasangan PLTS atap
berkapasitas 1.000 megawatt peak (MWp) terhadap 500.000 rumah tangga penerima subsidi
listrik. Dengan demikian, setiap rumah mendapat kapasitas terpasang hingga 2.000 watt peak.
Program ini bisa dimulai pada 2021 untuk mendukung capaian target nasional PLTS atap sebesar
6.500 MWp pada 2025. "Program ini dapat menyerap tenaga keija baru sebanyak 30.000 orang
dan mampu menurunkan belanja subsidi listrik dalam jangka panjang," ujar Fabby.
131

