Page 167 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 26 OKTOBER 2021
P. 167

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) untuk meminta kenaikan Upah Minimum Provinsi
              (UMP) tahun depan mencapai 7 hingga 10 persen.
              Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan rencananya aksi itu digelar pada pukul 09.00 WIB yang
              diikuti  dengan  10.000  buruh  atau  pekerja  secara  nasional.  Sebagai  sikap  awal,  KSPI  bakal
              menambahkan  jumlah  peserta  aksi  hingga  berujung  pada  aksi  mogok  kerja  nasional  apabila
              permintaan itu tidak ditanggapi pemerintah.

              "Serempak secara nasional di kantor DPRD, Bupati, Wali Kota, Gubernur, tidak ada aksi di DPR,
              Istana, Tapal Kuda, untuk wilayah Jakarta aksi akan dipusatkan di kantor Gubernur di Balai Kota,"
              kata Said dalam keterangan pers, Senin (25/10/2021).

              Terkait tuntutan kenaikan UMP tahun depan sebesar 10 persen, Said menjelaskan perhitungan
              itu sudah menggunakan standar 60 jenis kebutuhan hidup layak atau KHL. Dia menambahkan
              terdapat  kenaikan  harga  barang-barang  mencapai  7  persen  lewat  perhitungan  60  jenis  KHL
              buruh tersebut. Berdasarkan survei KSPI, kenaikan harga KHL itu berasal dari biaya transportasi
              hingga bahan pokok.

              Lebih lanjut, Said juga menegaskan KSPI menolak manuver Kementerian Ketenagakerjaan yang
              menggunakan Peraturan Pemerintah (PP) No. 36/2021 tentang Pengupahan yang merupakan
              turunan  Undang  Undang  (UU)  No.  11/2020  tentang  Cipta  Kerja  (Ciptaker)  sebagai  dasar
              perhitungan penetapan UMP tahun depan. Alasannya, UU Ciptaker itu masih diuji materiil atau
              judicial review di Mahkamah Konstitusi.

              "Kalau judicial review dikabulkan berarti PP No. 36 gugur. Bagaimana mungkin pemerintah tidak
              menghormati  proses  hukum  yang  sedang  berlangsung.  Omnibus  Law  Ciptaker  tidak  bisa
              digunakan sebagai dasar perhitungan UMP tahun 2022," kata dia.

              Sementara  itu,  Dirjen  Pembinaan  Hubungan  Industrial  (PHI)  dan  Jamsos  Kemnaker,  Indah
              Anggoro Putri, mengatakan sesuai arahan Menaker Ida Fauziyah, masih ada dialog-dialog yang
              harus dilakukan pemerintah. Menurut dia, penetapan upah bertujuan untuk menciptakan sistem
              pengupahan  yang berkeadilan  bagi pekerja  dengan  memperhatikan  kemampuan  perusahaan
              yang menyediakan lapangan pekerja.

              "Penetapan upah minimum tidak dapat memuaskan seluruh pihak, mengingat energi seluruh
              anak bangsa telah terkuras untuk penanganan Coronavirus Disease 2019 [Covid-19]. Namun,
              lebih baik daripada 2021," seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (23/10/2021).

              Jelang penetapan UM 2022, Kementerian Ketenagakerjaan menggelar perbincangan bersama
              Dewan  Pengupahan  Nasional  (Depenas)  dan  Badan  Pekerja  Lembaga  Kerja  Sama  Tripartit
              Nasional (BP LKS Tripnas) di Jakarta. Dalam pertemuan ini sepakat untuk mendorong penetapan
              Upah Minimum yang sesuai dengan ketentuan PP No. 36/2021 tentang Pengupahan.




















                                                           166
   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171   172