Page 74 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 JULI 2021
P. 74

"Sejak tanggal 5 Juli sampai tanggal 8 Juli ini kita melakukan inspeksi mendadak kepada 276
              perusahaan yang ada di lima wilayah Jakarta dan menemukan 202 perusahaan harus dilakukan
              penindakan," kata Andri di Jakarta, Kamis (8/7/2021), seperti dikutip Antara.

              Andri  menjelaskan  bahwa  dari  202  perusahaan  yang  ditindak  tersebut  dilakukan  penutupan
              sementara dengan rincian sebanyak 187 perusahaan ditutup karena adanya kasus COVID-19.

              Perusahaan  yang  ditutup  sementara  itu  terdiri  dari  79  perusahaan  di  Jakarta  Pusat,  27
              perusahaan di Jakarta Barat, 19 perusahaan di Jakarta Utara, enam perusahaan di Jakarta Timur,
              dan 56 perusahaan di Jakarta Selatan.

              Sementara  sebanyak  15  perusahaan  lainnya  ditutup  karena  tidak  menjalankan  protokol
              kesehatan COVID-19.

              Rinciannya,  empat  perusahaan  di  Jakarta  Pusat  (dua  non  esensial  dan  dua  esensial),  dua
              perusahaan di Jakarta Barat (satu non esensial dan satu esensial), serta sembilan perusahaan di
              Jakarta Selatan (empat non esensial dan lima esensial).

              "Semuanya kami lakukan penutupan karena pelanggarannya, tidak ada yang dikenakan denda,"
              ucap Andri.

              Pemprov DKI Jakarta, kata Andri, menegaskan bahwa perusahaan sektor esensial dan kritikal
              tetap akan dilakukan pengawasan ketat.

              "Perusahaan yang masuk sektor esensial dan sektor kritikal bukan berarti tidak disidak atau tidak
              dilakukan pengawasan, tetap akan kita periksa/awasi malah justru lebih ketat pengawasannya.
              Kalau mereka melanggar prokes bukan hanya ditegur tapi kita beri sanksi," ujar Andri.

              Sanksi tersebut, kata Andri, diberlakukan berjenjang dengan rincian mulai dari penutupan tiga
              hari (bagi sektor esensial-kritikal).

              Pelanggaran kedua dikenakan denda administratif paling banyak Rp 50 juta. Pelanggaran ketiga
              akan  direkomendasikan  ke  Dinas  Penanamana  Modal  dan  Pelayanan  Terpadu  Satu  Pintu
              (PMPTSP) untuk pencabutan izin operasional.

              Selama masa PPKM Darurat pada 3-20 Juli 2021, hanya perusahaan atau sektor-sektor esensial
              dan kritikal yang diperbolehkan beroperasi dengan berbagai ketentuan pembatasan.
              Sementara di luar itu diharuskan memberlakukan kerja di rumah (work from home/WFH) 100
              persen.

              Dari aturan terbaru, Menteri Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan merevisi
              sektor esensial dan kritikal dalam PPKM Darurat 2021 ini.

              Untuk sektor esensial adalah sebagai berikut:
              a. Keuangan dan perbankan hanya meliputi asuransi, bank, dana pensiun, dan

              lembaga pembiayaan.

              b. Pasar modal.

              c. Teknologi informasi dan komunikasi meliputi operator seluler, data center, internet, pos, media
              terkait dengan penyebaran informasi kepada masyarakat.

              d. Perhotelan non penanganan karantina.



                                                           73
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79