Page 318 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 29 APRIL 2021
P. 318

AKSI MAY DAY, 50 RIBU BURUH BAKAL GERUDUK ISTANA

              Jakarta, - Ribuan buruh dari berbagai organisasi bakal mendatangi Istana Negara, Jakarta saat
              perayaan May Day, Sabtu (1/5/2021) mendatang. Selain bakal menggeruduk Istana Negara,
              buruh  juga  akan  menggelar  aksi  di  depan  Mahkamah  Konstitusi  (MK)  yang  saat  ini  sedang
              menguji materi UU Omnibus Law Cipta Kerja (Ciptaker). Kalangan buruh menolak UU tersebut
              yang dinilainya merugikan.

              "Khusus dari Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), peringatan May Day kali ini akan
              diikuti sekurang-kurannya 50 ribu buruh, di 3.000 perusahaan atau pabrik, 200 kabupaten/kota,
              dan 24 provinsi. Sedangkan di Jakarta, aksi akan dipusatkan di Istana dan Mahkamah Konstitusi
              (MK)," kata Presiden KSPI, Said Iqbal saat menggelar jumpa pers daring, Selasa (27/4/2021).

              Said mengatakan, dalam aksinya nanti buruh akan menyuarakan dua isu strategis yang penting
              bagi  kehidupan  buruh.  Beberapa  di  antaranya  soal  penolakan  UU  Cipta  Kerja  dan  isu
              pemberlakuan upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK) 2021.
              "Kami tak dapat menerima Omnibus Law. Kami minta hakim MK kabulkan uji formil dan materil
              yang sudah dilakukan perwakilan buruh anggota KSPI," tegasnya.

              Sebagaimana  diketahui,  saat  ini  KSPI  sedang  melakukan  uji  formil  dan  uji  materiil  terhadap
              omnibus law UU Cipta Kerja. Berkaitan dengan itu, kaum buruh meminta kepada Mahkamah
              Konstitusi untuk mendengarkan apa yang disampaikan kaum buruh dalam May Day. Penolakan
              kaum  buruh  terhadap  omnibus  law  bukan  tanpa  alasan.  "Bagi  kami,  UU  Cipta  Kerja
              menghilangkan  kepastian  kerja  (job  security),  kepastian  pendapatan  (income  security),  dan
              jaminan sosial (social security," tandasnya.

              Terkait dengan tidak adanya kepastian kerja, sambung Said, hal ini tercermin dari dibebaskannya
              penggunaan outsourcing atau pekerja kontak untuk semua jenis pekerjaan. Sehingga bisa saja,
              seluruh buruh yang dipekerjakan oleh pengusaha adalah buruh outsourcing. Begitu pun dengan
              buruh  kontrak,  yang  saat  ini  tidak  ada  lagi  batasan  periode  kontrak.  Sehingga  buruh  bisa
              dikontrak berulang-ulang hingga puluhan kali.

              BEM SI "Untuk aksi May Day, kami sudah bertemu dan berkoordinasi dengan gerakan mahasiswa
              seperti BEM SI, KAMMI, dan beberapa BEM di kampus besar. Saat May Day nanti, mahasiswa
              dan buruh akan bersatu dan turun jalan bersama untuk menyuarakan penolakan terhadap UU
              Omnibus Law," paparnya.

              "Karena masalah omnibus law bukan hanya masalah kami yang saat ini sedang bekerja. Tetapi
              juga generasi muda yang nanti akan memasuki pasar kerja," sambungnya. Said memaparkan,
              pihaknya  juga  tengah  berkoordinasi  dengan  Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Seluruh
              Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea agar bisa menemui pihak Istana saat aksi May Day. Ia
              berharap  Presiden  Joko  Widodo  (Jokowi)  atau  Mensesneg  Pratikno  bisa  menerima  delegasi
              buruh.

              "Syukur-syukur kami harap pak Jokowi bisa terima delegasi buruh. Sedang dalam koordinasi,"
              kata dia.


              Said memperkirakan bakal ada ribuan buruh berencana turun dalam aksi May Day di sekitar MK
              dan  Istana  Negara.  Dia  mengaku  masih  berkoordinasi  dengan  aparat  keamanan  dan  Satgas
              Covid-19 terkait jumlah massa buruh yang diperbolehkan ikut dalam aksi.

              "Bila tak bisa mendekat ke MK atau Istana, buruh lain dipusatkan di Patung Kuda. Semua aksi
              dilakukan wajib dilakukan Prokes Covid. Kami akan menaati arahan daripada Satgas Covid di
              nasional atau daerah," tandasnya.


                                                           317
   313   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323