Page 80 - 00. Buku Suplemen Pendidikan Pemilih Draf
P. 80
Faktor Kultural
Kebudayaan itu pada prinsipnya dapat dibedakan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
kebudayaan material; dan budaya imaterial. Menurut Ogburn, kebudayaan merupakan salah satu
aspek yang amat besar kontribusinya dalam memicu perubahan di tengah-tengah masyarakat.
Lebih jauh Ogburn menegaskan, unsur kebudayaan material lebih cepat berkembang
dibandingkan unsur budaya imaterial. Unsur kebudayaan material dan kebudayaan imaterial yang
seharus mengalami perkembangan sejajar, tetapi dalam kenyataannya kebudayaan material
mengalami perkembangan lebih cepat dan cenderung meninggalkan unsur imaterial. Realitas
demikianlah yang dia sebut sebagai “ketertiggalan budaya” (cultural lag). Namun perubahan
yang berpangkal pada aspek budaya imaterial (terutama berkaitan dengan ide dan pemikiran),
biasanya akan memicu perubahan sosial pada paparan yang lebih luas. Beranjak dari alur pikir
seperti itu, akhirnya para sosiolog dan juga antropolog cenderung sependapat: perubahan budaya
akan berpengaruh pada perubahan sosial. Bahkan ada yang sampai pada konklusi, bahwa setiap
perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat selalu diawali oleh perubahan budaya, terutama
budaya imaterial. Di pihak lain, perubahan dalam aspek kebudayaan material seperti model
pakaian, hampir dapat dipastikan tidak akan mendorong terjadinya perubahan sosial.
Dalam hal ini ketimpangan sosial juga disebabkan oleh factor kultural. Sebagai contoh Budaya
Patriaki dalam masyarakat Indonesia terkadang membuat posisi perempuan menjadi
termarginalkan. Dalam pandangan kultural masyarakat Indonesia, laki-laki ditempatkan pada
posisi sentral, unggul, memiliki power, otoritas, sehingga layak untuk mengurus segala sesuatu
yang berkaitan dengan sektor publik. Sementara wanita diposisikan sebagai makhluk yang lemah,
tidak rasional, cenderung mengutamakan perasaan, sehingga pantas ditempatkan untuk mengurus
sektor domestik. Kondisi seperti ini yang mengakibatkan terjadinya ketimpangan sosial antara laki
laki dan perempuan.
SOSIOLOGI XII Suplemen Pendidikan Pemilih 76