Page 18 - EModul MATERI TEKS ULASAN KELAS 8_Neat
P. 18

Hal yang paling terasa adalah alur ceritanya yang cukup lambat diperparah

                          lagi  dengan  banyaknya  dialog  surat-menyurat  antara  Zainuddin  dan  Hayati,
                          seolah tidak ada cara lain yang lebih kreatif dalam menyampaikan adegan surat

                          menyurat.  Akibatnya konflik berjalan tidak menarik, naik sebentar setelah itu

                          datar.   Backsound  lagu-lagunya  Nidji  pun  terkesan  mengganggu  adegan  demi
                          adegan, entah karena warna musik pop dan instrumen musik modern mereka

                          atau karena kurang pas masuk ke plot film. Kalaupun mereka memang dipilih

                          untuk mengisi  soundtrack , seharusnya tidak perlu dimainkan terus-menerus di
                          sejumlah  adegan.  Cukup  mainkan  saja  di  end-credit ,  agar  tidak  mengganggu

                          nuansa zaman dulunya. Belum lagi ketika di tengah-tengah film, muncul musik

                          dugem  pada saat mereka menari-nari di pesta yang terdengaseperti dugem masa
                          kini.

                              Kekurangan  lainnya  adalah   special  effect  kapal  bisa  dikatakan  pas-pasan.

                          Tenggelamnya  pun  tak  jelas  apa  penyebabnya  (Ingakapal  Titanic,  tenggelam
                          karena menabrak karang). Terkesan dipaksakan, seolah hanya mau tenggelam

                          saja,  biar  sesuai  judulkurang  dramatis.  Pertanyaan  yang  mengemuka  adalah
                          mengapa kapal yang hanya muncul sekian menit jelang akhir film inmenjadi hal

                          penting  sehingga  menjadi  judul?  Apakah  naskah  yang  kurang  mampu

                          menerjemahkan novel aslinya?
                              Dikisahkan,  tahun  1930,  dari  tanah  kelahirannya  MakasarZainuddin

                          (Herjunot  Ali)  berlayar  menuju  tanah  kelahiran  ayahnya  di  Batipuh,  Padang
                          Panjang.  Diantara  keindahan  ranah  negeri  Minangkabau  ia  bertemu  Hayati

                          (Pevita  Pearce),  gadis  cantik  jelita bunga  di  persukuannya.  Zainuddin  yang

                          memendam  perasaan  pada  Hayati  seketika  menjadi  pujangga  dengan
                          memberikan kata-kata yang mampu menusuk perasaan wanita yang memiliki

                          kecantikan  alami  tersebut  melalui  rangkaian  kalimat  indah  yang  ia  karang

                          sendiri.
                              Setelah  disuguhi  oleh  alur  romantisme,  penonton  kemudian  diajak  untuk

                          memasuki wilayah konflik, yaitu ketika hubungan berbeda budaya ini ditentang

                          oleh  para  ninik-mamak  Hayati  dan juga  para  tetua  suku  karena  Zainuddin
                          dianggap  bukan  seorang  yang  berdarah  Minang.  Selain  itu,  Zainuddin  bukan

                          termasuk seorang pria mapan sehingga dianggap tidak cocok untuk dijadikan





                                                             15
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23