Page 2 - SKH Palangka Post Edisi 24 Agustus 2019
P. 2
OPINI
SABTU, 24 AGUSTUS 2019 02
Njajah Desa Milang Kori
Penulis: Ono Sarwono
DALAM rangka memeriahkan peringatan hari ulang orangtua dan kakaknya. Ti- belum kodratnya.
Rahasia manfaat blusukan
tahun ke-74 kemerdekaan Republik Indonesia, Pres- dak ada sekelumit pun ban- Narayana baru terkuak ketika ia
tahan atau pembelaan diri.
iden Joko Widodo menanggap wayang kulit dengan Hanya dalam hatinya, ia tidak menjadi duta Raja Dewa Bathara
dalang Ki Manteb Soedharsono di halaman Istana sependapat bila dirinya disebut Manikmaya (Guru) mengenyah-
Merdeka, Jakarta, pada 2 Agustus lalu. Lakon yang suka mblayang karena itu berko- kan Raja Dwarawati Prabu Yu-
dipergelarkan Kresna Jumeneng Ratu. notasi buruk. dakalakresna yang mengganggu
Kahyangan. Dengan pusakanya,
Narayana merasa belum wak-
tunya mengungkapkan apa Narayana membinasakan raja
Secara garis besar, cerita itu dan Adimanggala. sesungguhnya niat dan tujuan berwujud buta itu. Sebelumnya,
mengisahkan perjalanan kesatria Berbeda dengan Kakrasana, sejati di balik kebiasaannya Yudakalakresna menguasai Ka-
bernama Narayana (Kresna) yang masa kecil Narayana suka ke- meninggalkan rumah. Udawa hyangan tanpa mampu dihalau
menjadi raja di Negara Dwarawati. luar rumah, dolan. Ini ber- pun ia wanti-wanti agar ti- para dewa. Atas jasanya, dewa
Ia meraih posisi sebagai pemimpin beda dengan kakaknya itu yang dak membuka mulut kepada memberikan Negara Dwarawati
bukan karena pemberian atau menjadi anak rumahan, gemar siapa pun tentang apa rahasia kepada Kresna.
mewarisi takhta orangtuanya, membantu bapaknya bertani di yang ia lakukan selama ini.
melainkan berkah perjuangannya sawah dan berkebun di ladang. Sesungguhnya, Narayana blusu- Niat dan komitmen
sendiri. Ini kisah sukses mencapai Kakrasana juga dikenal suka kan dari kampung ke kampung, Poin dari kisah itu, meski Na-
puncak kekuasaan yang bukan memelihara hewan. desa ke desa, bahkan tidak rayana ialah pangeran, anak raja,
galibnya dalam dunia wayang. Ketika menjelang dewasa, jarang mesti melewati hutan tapi ia menggapai kekuasaan
Namun, ‘diksi’ yang disang- kesukaaan Narayana mblayang belantara untuk mempelajari merangkak dari bawah, berang-
gitkan Ki Manteb dalam mem- (meninggalkan rumah) tidak langsung kehidupan warga. Ia kat dari menjadi rakyat biasa
bawakan kisah itu ialah pada berkurang. Malah, kalau sebel- ingin tahu kondisi warga, hara- dan bertempat tinggal di dusun
kesukaan Narayana blusukan umnya masih dalam satu wilayah pan dan keinginan mereka. Pun terpencil. Ia tidak berpangku
ke dusun-dusun dan bergaul dusun, ia semakin meluaskan Narayana bisa melihat langsung tangan dan menerima warisan
dengan berbagai kalangan. Ke- langkahnya, masuk-keluar desa kondisi serta lingkungan hidup dari orangtua.
biasaan yang tidak disenangi lainnya. Jika sebelumnya pergi di setiap desa yang dia datangi. Dari perspektif politik, laku
orangtua angkatnya serta sauda- hanya dalam hitungan jam, lalu Maka itu, tidak aneh bila blusukan yang dilalukan Na-
ranya itulah yang justru pada menjadi seharian, beberapa hari, Narayana bergaul dengan siapa rayana (Kresna) itu merupakan
akhirnya mengantarkannya hingga minggu. saja. Dari sana, ia mempelajari salah satu konsep kepemimpi-
menjadi raja gung binathara. Kebiasaan yang dinilai ke- apa yang sedang terjadi. Dari nan. Ia merupakan tipe pe-
luarganya sudah kelewat itulah sana pula ia memahami segala mimpin yang tidak betah ber-
Tinggal di Widarakandang yang membuat Antagopa dan persoalan masyarakat. Bahkan, kantor di satu tempat, istana.
Pada umumnya warga me- istrinya waswas. Ini karena sua- dari sana pula ia belajar hidup Ia terus belajar langsung dari
ngenal Narayana sebagai war- mi-istri itu merasa bertanggung dan sekaligus menimba ilmu rakyat, karenanya tidak ter-
ga biasa yang tinggal di Du- jawab atas perkembangan anak- dari praktik kehidupan rakyat. pisahkan dari rakyat.
sun Widarakandang, kawasan anaknya. Keduanya takut terjadi Di sisi lain, Narayana juga Dalam kearifan lokal, konteks
pelosok yang masuk wilayah apa-apa pada Narayana karena belajar dari setiap guru, resi, dengan makna blusukan itu, ada
Negara Mandura. Dusun itu ter- nyawa mereka taruhannya. maharsi, begawan yang ia temui, ungkapan peribahasa tirakatif,
kenal asri, tanahnya subur, dan Kenapa demikian? Karena baik menyerap ilmu kanuragan njajah desa, milang kori (menje-
mayoritas warganya hidup dari sesungguhnya Kakrasana, Nara- maupun kebatinan. Inilah yang lajahi desa, menghitung pintu).
hasil pertanian. Rumah yang yana, dan Bratajaya ialah putra- menyebabkan ia lama mening- Maknanya, melakukan perjala-
ditempati Narayana beserta putri kandung Raja Mandura, galkan rumah karena nyantrik nan ke berbagai wilayah untuk
saudaranya berada di dekat Prabu Basudewa. Ketiganya (menjadi siswa) guru. mengenal kehidupan dan me-
sungai yang airnya bening. sengaja disingitkan (disembu- Salah satu begawan yang san- mahami kondisi penduduknya.
Berdasarkan data kependudu- nyikan) Basudewa ke Widara- gat ia hormati dan kagumi ialah Bagi pemimpin, blusukan
kan di dusun tersebut, Narayana kandang agar digulawentah (di- Padmanaba di Pertapaaan Unta- seperti itu tentu sangat penting
tercatat sebagai putra pasangan didik) Antagopa seperti warga ILUSTRASI rayana. Dari kegenturannya meg- karena bisa untuk benar-benar
demang Antagopa-Ken Sagopi. desa biasa lainnya. Di samping uru (menjadi siswa), Narayana mengetahui langsung denyut
Ia memiliki dua saudara kan- itu, memang ada alasan politis Narayana agar tidak mening- Narayana ke mana pun pergi. Narayana ternyata bergaul den- mendapatkan ilmu dan pusaka nadi kehidupan rakyatnya. Na-
dung, yakni Kakrasana dan guna menghindari perilaku jahat galkan rumah sampai berlama- Kakrasana pun mengingat- gan orang-orang jahat. ampuh, di antaranya cakra yang mun, laku ini tidak ringan atau
Bratajaya. Dalam dokumen Kangsa yang ingin menguasai lama. Itu karena dirinya sangat kan, bahkan meminta adiknya bisa untuk membinasakan semua gampang karena dibutuhkan
kartu keluarga, tertera Narayana takhta Mandura. khawatir jika terjadi sesuatu. untuk menghentikan tabiat yang Memimpin Dwarawati makhluk serta kembang wijay- niat dan komitmen serta integ-
memiliki empat saudara lainnya, Setiap pulang dari bepergian, Udawa juga tidak luput dari te- suka mblayang. Itu juga karena Narayana menerima dengan akusuma yang kesaktiannya bisa ritas dari sang pemimpin sejati.
yakni Udawa, Larasati, Pragota, Antagopa selalu ‘menceramahi’ guran karena ia selalu mengikuti menurut kabar yang ia terima, lapang dada semua nasihat menghidupkan titah mati yang (M-2)
Menjadi Indonesia
Penulis: Satia P Zen (Penerima Beasiswa LPDP-Mahasiswa Program Doktoral di Tampere University, Finlandia)
TANTANGAN terbesar dari fisik. Salah satu wahana pal- kemampuan menguasai fitur melalui narasi, yang mana diri kat dengan karakteristik khusus. gam tidak memiliki kesempa- dan sosial untuk membentuk
realitas keberagaman di In- ing penting untuk memfasili- defi nitif budaya juga serta merta (self) membentuk jalan cerita, Dulu segregasi diciptakan tan mengalami perbedaan dan identitas Indonesia. Sementara
donesia ialah fakta semakin tasi proses kerja identitas sejak mewakili kualitas sebagai warga tapi juga dibentuk cerita itu sistem penjajahan yang memer- mengelolanya dalam kehidupan itu, bagi mereka yang menjadi
menurunnya kemampuan kita dini ialah pendidikan. Sistem negara yang baik? sendiri (Ricouer: 1991) dan hal lukannya untuk melanggengkan mereka sehari-hari. Mengurangi korban konfl ik dan kekerasan,
sebagai bangsa untuk mengelo- pendidikan--hingga saat ini- Mengenal dan menjadikan ini mensyaratkan proses refl eksi. dominasi kekuasaan. Namun, kompleksitas keberagaman ada jurang kecurigaan terhadap
lanya. Keberagaman lebih sering -dianggap sebagai cara paling negeri tersebut sebagai bagian Di sinilah pendidikan menjadi ketika Indonesia merdeka, seg- dengan dalih ‘efi siensi dan efek- institusi dan simbol Indone-
dipandang sebagai ancaman dan efektif dalam membentuk iden- dari identitas merupakan se- bagian penting dari pembangu- regasi ini terus dipelihara dan tivitas’ justru menghilangkan sia. Sebaliknya, ada sebagian
bukan lagi ditimbang sebagai titas warga negara sesuai visi buah proses naratif dan imagina- nan sebagai proses dan wadah menjadi default dalam sistem akses siswa terhadap pengala- anak yang mengalami Indonesia
anugerah yang memperkaya. negara tersebut. tif. Ben Anderson mengatakan, bagi kerja identitas bangsa yang pendidikan kita. man berharga dalam mengelola dalam ruang lingkup komunitas
Berbarengan dengannya, Namun, selama ini pendidi- sebuah bangsa dibentuk ima- berkelanjutan. Mekanisme segregasi semakin keragaman. dengan kemampuan ekonomi
muncul kecenderungan untuk kan kita cenderung berkutat jinasi dari sekelompok orang Sekolah menjadi konteks tem- kompleks saat ‘mode produk- dan sosial homogen yang minim
memurnikan budaya Indonesia mengenai penguasaan fakta yang merasakan sebuah ikatan pat anak-anak melakukan kerja tivitas’ menjadi asumsi dari Imajinasi kebangsaan kontradiksi. Mereka melihat
dari yang ‘tidak dianggap Indo- dan data objektif secara kog- dan ini menjadi dasar narasi identitas melalui sebuah proses pengelolaan pendidikan kita Dampaknya bagi Indonesia Indonesia dari lensa satu warna,
nesia’. Sebagai sebuah bangsa, nitif yang kemudian diujikan, identitas sebuah bangsa. pendidikan yang mendorong (Abrams: 2016). Contohnya, seg- ialah adanya generasi yang tum- mengabaikan warna-warna lain,
banyak dimensi identitas, sep- sebagai bagian dari mekanisme Ikatan tersebut bisa ditimbul- refl eksi sebagai manusia Indo- regasi yang subtil menyangkut buh dan mengalami Indonesia dan mudah terancam dengan
erti suku, agama, dan gen- akuntabilitas pendidikan publik kan kesamaan budaya, sejarah, nesia di tengah keberagamannya pengelompokan kelas berdasar- dengan makna yang berbeda- apa yang berbeda.
der yang harus dinegosiasikan yang berorientasi pada capaian dan bahasa. Para pelopor bangsa secara terus-menerus. Untuk itu, kan kemampuan siswa, yaitu beda, sempit, dan terisolasi. Pendidikan sebagai wadah
dalam konteks relasi budaya, kinerja yang sempit. Indonesia membangun narasi sekolah menjadi tempat pent- kebijakan kelas unggulan dan Meskipun keragaman pengala- pembentukan identitas Indone-
kekuasaan, dan ekonomi. Maka itu, ada yang hilang identitas ini serta mengukuhkan ing yang mana keberagaman kelas biasa. man dan cerita merupakan sia melalui proses naratif men-
Pendidikan ialah jalan terbaik dari proses ini, yaitu pengala- ikatan tersebut dan menumbuh- Indonesia harus bisa direpre- Pemisahan ini didasari asumsi konsekuensi logis dari keraga- syaratkan pengalaman dalam
bagi proses negosiasi berbagai man belajar sebagai eksplorasi kan rasa kebersamaan melalui sentasikan agar dapat dialami adanya pencapaian target dalam man Indonesia, ikatan dan rasa keberagaman. Dalam proses ini,
dimensi identitas. Sayangnya, diri dalam wadah sosial dan Sumpah Pemuda (Tilaar: 2001). dan membiasakan siswa belajar waktu yang ditentukan sebagai kebersamaan telah pudar karena diperlukan refl eksi dan dialog
pendidikan yang menjadi bagian budaya, baik sebagai individu Hal ini terjadi karena mereka mengelolanya. indikator produktivitas belajar. irisan narasi meng-Indonesia serta kemauan untuk menjalani
integral dari membangun iden- maupun komunal. Akibatnya, tidak hanya mampu mengiden- Lebih jauh lagi, jika anak-anak Dengan asumsi ini diharapkan tidak lagi ada dalam proses proses negosiasi setiap waktu.
titas sebagai orang Indonesia, pendidikan sebagai sebuah pros- tifikasi kesamaan yang ada, melakukan refl eksi akan pengal- siswa dapat mencapai tujuan bela- pendidikan. Proses ini menumbuhkan in-
gagal menyediakan pengalaman es membentuk identitas yang mereka juga memiliki kemam- aman tersebut serta merumuskan jar dalam durasi waktu mata pela- Segregasi pendidikan yang tegritas dan berpikir kritis un-
agar anak-anak Indonesia dapat memanusiakan dipersempit puan mengelola keberagaman, sendiri narasi mereka sebagai jaran tertentu sesuai standar yang ada tidak mendukung proses tuk tidak memilih jalan pintas.
belajar mengelola keberagaman menjadi daftar capaian semata. keterampilan dalam menegosia- orang Indonesia dalam beragam ditetapkan. Siswa yang dianggap naratif dalam membentuk iden- Misalnya, secara buta mengikuti
dengan segala kompleksitasnya. Contohnya, kebanyakan pe- sikan perbedaan, dan mencapai ekspresi. Maka pada saat ber- lambat akan menghambat siswa titas Indonesia yang merefl ek- tradisi ataupun tirani mayoritas.
lajaran mengenai budaya In- kesepakatan melalui mufakat. samaan, proses ini akan mem- lain yang lebih cepat sehingga sikan keberagaman serta men- Dibutuhkan keberanian untuk
Identitas dan imajinasi kein- donesia masih berkutat pada Namun, identitas ialah sebuah bentuk identitas keindonesiaan agar ‘produktivitas’ dapat dica- dorong interaksi lintas kelom- mengekspresikan dalam tinda-
donesiaan apa yang dimiliki Indonesia konsep yang dinamis. Secara mereka. Namun, apakah sekolah pai, segregasi menjadi pilihan. pok. Padahal, sebuah imajinasi kan juga ketekunan untuk men-
Menurut Yuval Noah Harrari yang dituangkan dalam butir- metafora, identitas diibarat- kita masih menjadi cermin dari Seiring waktu, siswa terbiasa kolektif mesti dihidupkan dan jalani prosesnya sepanjang hayat.
(2018), ada tiga kerja besar se- butir informasi mengenai suku, kan sebuah konstelasi yang keberagaman Indonesia? berinteraksi dengan siswa lain dirawat, senantiasa diperbarui Dan yang terpenting, diper-
buah bangsa dalam memban- makanan, bangunan, pakaian, memiliki inti, tapi elemennya dengan tingkat kemampuan dan dialami bersama-sama. lukan keterbukaan dan kela-
gun, yaitu kerja ekonomi, kerja dan kesenian. bergerak seiring ruang otonomi Laboratorium keberagaman dan latar belakang sosial yang Anak-anak dari generasi ini pangan untuk menerima dan
politik, dan kerja identitas. Kerja Di akhir pelajaran, siswa dan agensi manusia yang berada Sayangnya, yang terjadi saat sama. Mode produktivitas ti- akan melihat adanya jarak an- merayakan yang berbeda. Inilah
ekonomi dan kerja politik memi- diuji lazimnya dalam bentuk pada ruang budaya, sejarah, dan ini ialah sekolah tidak lagi dapat dak melihat adanya faktor lain, tara imajinasi identitas Indo- kerja-kerja identitas penting
liki kejelasan area dan indikator, pilihan ganda ataupun pertan- kekuasaan (Hermans & Ryan: menjadi tempat kerja identitas seperti latar belakang ekonomi nesia dan realitas keseharian yang harus menjadi bagian inte-
sedangkan kerja identitas tidak yaan pendek. Namun, apakah 2010). dapat dilakukan dalam ruang dan budaya yang menyebabkan mereka menjadi Indonesia. Bagi gral dari proses pendidikan kita.
terlalu mudah dilihat. mengenal Indonesia itu berarti Jadi, bagaimana identitas lingkup keberagaman. Saat ini siswa belajar dengan ‘cepat’ atau sebagian anak yang mengalami Harapannya, di usia Indone-
Kerja identitas berada pada menguasai di luar kepala fi tur- yang dinamis ini dapat diper- sekolah-sekolah kita telah terseg- ‘lambat’. Akibatnya, siswa yang Indonesia dalam kepahitan sia yang ke-74 tahun, kita bisa
ruang abstrak, seperti budaya, fi tur defi nitif dari ragam daerah tahankan? Identitas dapat regasi menjadi sekolah-sekolah terbiasa bergaul dan belajar impitan ekonomi dan kemiski- belajar menjadi Indonesia; tanpa
pendidikan, estetis, dan meta- dan suku di Indonesia? Apakah diekspresikan dan dibentuk yang melayani segmen masyara- dalam komunitas yang sera- nan, ada jurang lebar ekonomi segregasi dan rasa takut.
P Redaktur Pelansana : Agustinus Djatta, Redaktur : M Jaini, Rickover Lantera, Seventin Gustapatmi, Rangga Andika, Assisten Redaktur : Osten Siallagan. Reporter
PALANGKA POSTALANGKA POST
di Palangka Raya : Wahyudi Hendra, M Habibi, Ferry Santoso, Arianata, Dewi Kencana Wati, Bella Romadhani, Yohanes, Adik Sigit Permana, M Ridwan Noor.
Koresponden, Nanga Bulik : Heriyadi, Sukamara : Fahriansyah, Sampit : HM Baderi (Ka Biro), Sumiati, Na ri, Kuala Pembuang : Untung Wahyudi, Fredy
Mansyur Huda, Kasongan : Khairul Saleh, Kuala Kurun : Anthoneal, Pulang Pisau : Asprianta, Muara Teweh : Agus Siddik, Nasution, Puruk Cahu : Trisno,
Alamat : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya Buntok : Shinta, Tamiang Layang : - , Kuala Kapuas : Bhakti Lapro Giadi, Sri Hayati, Pangkalan Bun : -
Penerbit : PT Media Palangka Pambelum
Terbit Pertama : 15 November 2001 Manager Produksi : Junaidi E endi, Operator Cetak : Ari Hartanto, Yunus Y Ikat, Kodrat P Aji, Tunes, Montas : Syahroni, Pra Cetak : Agung Priantoko, Ridwan
SK Menteri Kehakiman dan HAM RI Nomor C-15977HT/01.01 tanggal 24 Desember 2001 Ismail, Andriansyah, Gabriella Ois Meysiana.
Manager Keuangan & Akuntansi : -, Kabag Keuangan : -, Koordinator Sales & Marketing : Windraty Embang, Marketing Iklan Jakarta : Maya. Rahmad
Dewan Redaksi : Ediya Moralia, M Harris Sadikin, Pariyanto (08514680512), Account Executive : Meilisa Bela, Bagian Umum : Sigit Yadie Cahyo, HRD : M Alpiansyah.
Pemimpin Redaksi/Penanggung Jawab : M Harris Sadikin
Pemimpin Perusahaan : Revy Apriani Agen : Palangka Raya : Fathir Agency (0536-322203), Anang Sukri Agency (081329051738), Kumala Agency (082156411182), Pangkalan Bun : Agency Ijai
Kabag Litbang : Hairil Supriadi (08125092246, Pagatan : Agency Syahrian (082153037502).
Ombudsman : - Percetakan : PT Media Palangka Pambelum
Alamat : Jalan G Obos Nomor 30 kav 1-2 Palangka Raya (Isi Diluar Tanggung Jawab Percetakan)