Page 23 - BULETIN 1232
P. 23

• DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA BKSAP • DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA  BAKN Usulkan 20 Persen DBHCHT
               Dialokasikan Bagi Petani Tembakau





                         etua Badan Akuntabilitas
                         Keuangan Negara (BAKN)
                         DPR RI Wahyu Sanjaya
                         mengusulkan agar
              K pemerintah mematangkan
    BAKN
               kembali alokasi Dana Bagi Hasil
               Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
               Menurutnya, sektor pertanian
               perlu mendapat prioritas dalam
               peruntukkan DBHCHT.
                  “Kita akan berikan usulan kepada
               Kementerian Keuangan agar sebagian  FOTO: ANE/PDT
               juga bisa diserap untuk pertanian.
               Apakah 20 persen hingga 25 persen   Ketua BAKN DPR RI Wahyu Sanjaya saat pertemuan dengan Pemerintah Kota Mataram di Kantor Gubernur Nusa
               dari total DBHCHT. Sehingga, kawan   Tenggara Barat.
               petani yang menanam tembakau       Wahyu menuturkan, kerap kali   tersebut, DBHCHT dialokasikan 50
               bisa ikut merasakan manfaatnya,”   dana bagi hasil cukai hasil tembakau   persen untuk bidang kesejahteraan
               ujar Wahyu Sanjaya usai pertemuan   kerap kali tidak terserap secara   masyarakat, 40 persen untuk bidang
               dengan Pemerintah Kota Mataram   optimal, karena terkendala Peraturan   kesehatan dan 10 persen untuk
               di Kantor Gubernur Nusa Tenggara   Menteri Keuangan mengenai    penegakan hukum atau pengawasan.
               Barat, Mataram, Kamis (12/1).   peruntukkan DBHCHT. Dalam aturan    aan/aha

                                                                                                  anytime,
                  Akuntabilitas Pengelolaan Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP)            anywhere,
                                                                                                  support the parliament.
                  Revolusi industri 4.0  telah membawa transformasi dengan mengedepankan   Namun, atas pelaksanaan program JKP tersebut, BPK RI mengungkap adanya permasalahan yang
                  pemanfaatan teknologi. Hal tersebut dapat berdampak besar sektor ketenagakerjaan   dituangkan dalam  LHP atas  LK Kemnaker  TA  2021  berupa  kelemahan dalam pengelolaan



                  seperti pada industri padat karya yang berperan penting  dalam penyerapan tenaga   pembayaran iuran JKP oleh Kemnaker pada TA 2021. Di antaranya sebagai berikut:

                  kerja akan melakukan efisiensi jika tenaga kerja tidak menghasilkan nilai tambah yang
                  tinggi. Selain  itu,  sektor  ketenagakerjaan juga mengalami tekanan besar  pada saat      Kemnaker  belum memiliki instrumen pengujian atas  tagihan iuran  JKP  yang akan

                  Pandemi Covid-19 yang telah memberikan dampak kepada 29,12 juta orang penduduk   dikirimkan oleh BPJS Ketenagakerjaan kepada Kemnaker  untuk pengecekan
                  usia kerja,  di antaranya 2,56 juta orang  menganggur  karena Covid-19  dan secara   kelengkapan calon penerima Dana Iuran JKP oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi

                  otomatis membuat tingkat pengangguran meningkat. Walaupun pemulihan ekonomi   Ketenagakerjaan (Pusdatik). Pengujian tersebut belum dapat memastikan syarat-
                                                                   syarat lain yang menjadi persyaratan peserta JKP telah terpenuhi, diantaranya berupa
                  nasional telah membawa dampak positif dengan menurunnya tingkat pengangguran   status  WNI,  batasan umur,  memiliki  hubungan kerja dengan pemberi kerja,  dan

                  dari 7,07% pada Agustus 2020 menjadi 5,83% di Februari 2022. Namun, perlambatan   keterdaftaran pada program jaminan sosial lainnya.
                  ekonomi global akibat pandemi Covid-19  dan faktor  lainnya dapat meningkatkan
                  kembali angka pengangguran akibat industri yang akan melakukan efisiensi dengan   Kemnaker  juga diketahui tidak memiliki instrumen untuk memastikan klasifikasi
                  melakukan PHK.
                                                                   perusahaan tempat pekerja tersebut  telah  terdaftar  sebagai peserta program JKP
                  Untuk  menghindari  tekanan  dan  ancaman  PHK,  Pemerintah  telah  maupun program jaminan sosial lainnya
                  mengimplementasikan program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) sebagai amanat
                  UU Cipta Kerja yang  dikelola BPJS Ketenagakerjaan  dengan peraturan teknis  yang   Dalam pelaksanaan pembayaran program JKP, Kemnaker hanya menggunakan data
                  diatur dalam PP No.37/2021. Adapun manfaat JKP dapat dilihat di bawah ini:   dari BPJS Ketenagakerjaan sebagai dasar  pembayaran karena Kemnaker  belum
                                                                   memiliki database tenaga kerja di Indonesia yang andal.

                                   3 MANFAAT JKP
                                                                   Kemnaker  belum melakukan proses  rekonsiliasi secara  triwulanan dengan BPJS
                                                                   Ketenagakerjaan sesuai PMK  No.  148/PMK.02/2021 yang  bertujuan untuk
                                    INFORMASI     PELATIHAN        memastikan bahwa jumlah pembayaran  iuran JKP oleh pemerintah telah sesuai
                      UANG TUNAI    PASAR KERJA    KERJA           dengan rekomposisi yang telah dilakukan oleh BPJS Ketenagakerjaan.

                       dari upah untuk   Layanan informasi   Pelatihan   BPK  juga mengungkap bahwa Kemnaker  belum  melakukan langkah pengujian terkait dengan
                         l
                          a
                       3
                    45%  3 bulan  n    pasar kerja/   berbasis   akurasi nilai  tagihan.  Hasil pengujian data tagihan menunjukkan bahwa di antaranyaterdapat
                        b

                         u
                       p pertama0  0  bimbingan jabatan   kompetensi   tagihan yang nilainya nol,, terdapat pembayaran iuran JKP dengan nilai dibawah Rp1,00, Data gaji
                        e
                          m
                           a
                         t
                         a
                        r
                       dari upah untuk 3
                    25%  bulan selanjutnya   Besaran premi JKP adalah 0,46% dari batas atas   peserta BPJS TK yang disampaikan kepada Kemnaker sebagai dasar perhitungan tagihan belum
                                                             merupakan data yang terbaru, dan terdapat pembayaran atas peserta yang secara umur tidak
                                    upah Rp 5 juta (0,22% ditanggung pemerintah).
                    Batas atas upah dihitung   Premi/iuran JKP yang dibayarkan Pemerintah   berhak untuk dibayarkan karena berusia lebih dari 54 tahun saat dimulainya program JKP.
                    Rp 5 Juta       Pusat (periode Feb-Nov 2022) melalui Kemnaker
                                       diketahui sebesar Rp825 Miliar.

                                                 Berbagai permasalahan tersebut mengakibatkan pengeluaran belanja iuran JKP oleh Kemnaker kurang akurat karena tidak
       Scan QR                                   didukung data perhitungan yang  akurat dan berpotensi lebih membayar  iuran JKP karena Kemnaker  tidak  melakukan
       untuk berita                              verifikasi secara memadai atas tagihan BPJS Ketenagakerjaan. DPR RI sebagai Lembaga legislative khususnya Komisi IX harus
       selengkapnya                              memantau  program JKP agar  dapat dikelola dengan baik dan akuntabel.  Selain itu  DPR RI juga perlu  menindaklanjuti
                                                 rekomendasi BPK RI, salah satunya dengan merevisi petunjuk teknis program JKP untuk meningkatkan pengendalian dan
                                                 mengurangi risiko agar tujuan program tercapai. Di samping itu, diperlukan pula  database ketenagakerjaan sebagai data
                                                 pembanding atau data utama dasar untuk pemberian bantuan dan program-program pemerintah.

                                                                                     (Tim Puskaji AKN, diolah dari berbagai sumber)
                                                                                   Nomor 1232/I/II/2023  •  Februari 2023  23
   18   19   20   21   22   23   24