Page 28 - Peninggalan Masa Hindu-Buddha di Kecamatan Ponggok
P. 28

Berhubung  candi  ini  belum  diketahui  angka  tahunnya  sehingga  belum
      dapat  dipastikan  bahwa  candi  ini  digunakan  untuk  apa  pada  masa  itu.
      Pada  saat  ini  masyarakat  sekitar  masih  percaya  bahwa  candi  ini

      merupakan  tempat  tertua.  Pada  keadaan  tertentu  seperti  akan  nduwe
      gawe  (punya  kegiatan/acara  besar)  warga  yang  memiliki  hajat  tersebut
      akan melakukan semacam sesaji. Hal ini sebagai bentuk permisi atau uluk
      salam  (mohon  izin)  pada  nenek  moyang.  Masyarakat  sekitar  masih
      menganggap bangunan ini sebagai punden atau tempat pemujaan seperti

      pada zaman megalitik. Acara sakral juga terjadi tiap malam jum’at legi yang
      terjadi tiap tiga puluh lima hari sekali. Selain itu juga pada setahun sekali
      pada  Bulan  Suro  atau  Bulan  Muharam  juga  ada  ritual.  Ritual  ini  disebut
      dengan istilah nyadran (Wawancara Bapak Edy Swara, 24 Mei 2021).
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33