Page 222 - MODEL DESAIN BUSANA
P. 222
3. Penerapan Unsur Desain Pada Rancangan Desain
Busana
1. Penerapan Garis Pada Busana
Secara struktural, garis dapat diterapkan berupa:
a) Garis-garis konstruksi, seperti kelim atau kupnat
b) Tepi/pinggir busana, baik yang sifatnya ilusi maupun nyata, seperti siluet
atau tepi luar dari kelepak, lengan, sabuk, tepi/pinggiran bagian bawah
dari rok, saku, dan bukaan.
c) Lipatan atau kerutan yang terbentuk oleh lipit (pleats), rimple, jahit
lipatan (tucks) atau garis-garis lipatan yang terbentuk oleh drapping
Karena bentuk dan pasnya baju pada tubuh tergantung pada garis-garis
struktural tersebut, maka garis-garis itulah yang pertama kali
dipertimbangkan. Pertimbangan-pertimbangan itu misalnya , Apakah bagian
atas (bodice) dan roknya akan dibentuk oleh kupnat (darts), kelim, draping,
lipit, kerutan, atau komninasi dari garis-garis struktural, karena garis-garis
struktural yang penting (misalnya; kelim dan tepi garis) biasanya sangat tipis,
halus, berkesinambungan serta lurus atau lengkung, maka garis-garis
tersebut secara umum akan mengandung efek-efek psikologis yang dimiliki
oleh variasi garis.
Pada busana-busana tertentu garis struktural bisa juga bertindak
sebagai aspek dekoratif yang diperlukan. Penerapan garis secara dekoratif
antara lain: biku-biku, deretan kancing, pita, jahit tindas (top stitching),
ruffle, rumbai-rumbai, kerutan (shiring), bordir, dan manik-manik.
Corak kain juga dapat bersifat dekoratif misalnya corak garis-garis,
kotak-kotak, zig-zag, dan lain-lain. Garis yang bersifat dekoratif ialah garis
patah-patah, garis bintik-bintik, dan garis putus-putus. Garis tersebut
166