Page 23 - eBook Konsep Hak Asasi Manusia
P. 23

MA DDI GALLA RAYA                                                                     PPKn



                         penentuan  perundang  –  undangan  tentang  HAM  seperti  amandemen  konstitusi

                         Negara ( Undang – undang Dasar 1945 ), ketetapan MPR ( TAP MPR ), Undang –
                         undang (UU), peraturan pemerintah dan ketentuan perundang – undangam lainnya.

                         Penyelesaian  kasus  pelanggaran  HAM  di  Indonesia  tengah  disorot  oleh  dunia
                         internasional. Desakan, tawaran bantuan teknis maupun kritikan telah dilontarkan

                         oleh pihak luar,negara dan badan-badan internasional. Desakan terkuat tertuju pada
                         percepatan  penyelesaian  kasus  pelanggaran  HAM  Timtim.  Hak  Asasi  Manusia

                         sebenarnya  bukan  istilah  baru  di  Indonesia,  masalah  ini  telah  tercantum  dalam

                         UUD 1945, dan secara tegas diatur sejak era reformasi bergulir. Produk Hukum
                         yang mengaturnya diantaranya Tap MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi

                         Manusia, Pencantuman dalam Amandemen II UUD 1945, UU No. 39 Tahun 1999

                         tentang Hak Asasi Manusia, dan UU No.26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak
                         Asasi Manusia. Walaupun UUD 1945 telah mengaturnya, namun kesadaran akan

                         pentingnya  penegakan  HAM  tumbuh  di  saat  tumbangnya  rezim  otoriter.  Masa
                         transisi saat ini, telah memberikan ruang gerak yang lebih luas kepada para pejuang

                         HAM. Komnas HAM telah dibentuk dimasa pemerintahan Soeharto, namun dalam
                         era reformasi ini kiprahnya terlihat lebih maksimal. Banyak permasalahan muncul

                         dalam proses penegakan HAM saat ini. Permasalahan itu timbul disebabkan oleh

                         Pengetahuan  dan  pengalaman  yang  terbatas  tentang  HAM,  baik  pada  Lembaga-
                         lembaga  Negara,  maupun  masyarakat.  Pengetahuan  yang  terbatas  menyebabkan

                         pembentukan  dan  pelaksanaan  peraturan  perundangan  menjadi  kurang  dapat
                         menjamin keadilan dan kepastian hukum. Intepretasi yang berbeda-beda terhadap

                         peraturan  perundangan  menjadi  topik  sehari-hari.  Perbedaan  intpretasi  peraturan
                         tertulis  menimbulkan  polemik  tentang  proses  penegakan  HAM.  Polemik  yang

                         berkembang  berkisar  pada  beberapa  masalah,  diantaranya:  Keabsahan

                         pembentukan  KPP  HAM,  Kewenangan  memaksa  KPP  HAM  dalam  memanggil
                         saksi  dan  tersangka,  Penetapan  Jaksa  dan  Hakim  ad  hoc  yang  independen  dan

                         penolakan  intervensi  pihak  asing  dalam  proses  pengakan  HAM.  Terdapat  pula

                         Rencana Aksi Nasional Hak-hak asasi Manusia (1998-2003) yang dicanangkanoleh
                         Presiden  B.J.  Habibie  melalui  Keputusan  Menteri  No.  129  Tahun  1998  tentang

                         Rencana  Aksi  Nasional  Hak-hak  Asasi  Manusia  (RANHAM)  Indonesia  pada
                         tanggal 25 Juni 1998 yang kemudian diubah dengan Keputusan Presiden No. 61

                         Tahun 2003. Recana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia menjadi acuan dasar bagi
                         seluruh  masyarakat  dan  pemerintah  dalam  memajukan  dan  melindungi  hak-hak

                                                                         Created RADIANSYAH  23
   18   19   20   21   22   23   24