Page 63 - PETUNJUK PRAKTIKUM FARMAKOLOGI
P. 63
Praktikum Farmakologi 2 - 2021
PERCOBAAN VI
UJI KETOKSIKAN AKUT
A. TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami tujuan, sasaran, tata cara pelaksanaan, luaran, dan manfaat
uji ketoksikan akut sesuatu obat.
B. PENDAHULUAN
Dimaksud dengan ketoksikan akut adalah derajad efek toksik sesuatu senyawa yang terjadi
dalam waktu singkat setelah pemberiannya dalam dosis tunggal. Batasan waktu singkat di sini
ialah rentang waktu selama 24 jam setelah pemberian senyawa. Bila demikian, uji ketoksikan
akut dapat ditakrifkan sebagai uji ketoksikan sesuatu senyawa yang diberikan atau dipejankan
dengan dosis tunggal pada hewan uji tertentu, dan pengamatannya dilakukan selama masa 24 jam.
Tujuan utama uji ketoksikan akut ialah untuk menetapkan potensi ketoksikan akut, yakni
kisaran dosis letal atau dosis toksik obat terkait, pada satu jenis hewan uji atau lebih. Selain itu,
uji ini juga ditujukan untuk menilai berbagai gejala klinis yang timbul, adanya efek toksik yang
khas, dan mekanisme yang memerantarai terjadinya kematian hewan uji.
Jadi, dalam uji ketoksikan akut, data yang dikumpulkan berupa tolok ukur ketoksikan
kuantitatif (kisaran dosis letal/toksik) dan tolok ukur ketoksikan kualitatif (gejala klinis, wujud,
dan mekanisme efek toksik).
Tolok ukur kuantitatif yang paling sering digunakan untuk menyatakan kisaran dosis letal
atau toksik, berturut-turut adalah dosis letal tengah (LD50) atau dosis toksik tengah (TD50). Yakni,
suatu besaran yang diturunkan secara statistik, guna menyatakan dosis tunggal sesuatu senyawa
yang diperkirakan dapat mematikan atau menimbulkan efek toksik yang berarti 50% hewan uji.
Terdapat tiga metode yang paling sering digunakan untuk menghitung harga LD50, yakni metode
grafik Lithfield & Wilcoxon, metode kertas grafik probit logaritma Miller dan Tainter, dan
metode rata-rata bergerak Thompson-Weil, yang pada dasarnya didasarkan pada kekerabatan
antara peringkat dosis dan % hewan yang menunjukkan respons.
Pada dasarnya, uji ketoksikan akut sesuatu obat, merupakan salah satu mata rantai uji
toksikologi, dalam kaitannya dengan penilaian keamanan obat terkait bila digunakan oleh
manusia. Jadi, hasil uji ketoksikan akut, terutama potensi ketoksikannya (LD50), bersama-sama
dengan hasil uji potensi keefektifannya (ED50), bermanfaat sekali untuk mengevaluasi batas aman
atau indeks terapi (LD50/ED50) obat terkait. Selain itu, pengetahuan tentang potensi ketoksikan
akut, juga dapat dimanfaatkan untuk merancang uji ketoksikan subkronis/kronis, maupun untuk
memperkirakan dosis awal atau dosis terapi penelitian yang lain (5 – 10% LD50). Berikut ini para
mahasiswa akan diperkenalkan pada tata cara pelaksanaan baku uji ketoksikan akut sesuatu obat.
C. TATA CARA PELAKSANAAN
Pemilihan hewan uji
Hewan uji yang digunakan sekurang-kurangnya dua jenis hewan, lebih disarankan empat
jenis, terdiri dari roden dan nirroden, baik jantan maupun betina, satu galur, dewasa sehat, dan
beratnya seragam (variasi yang diperbolehkan lebih kurang 10%).
Pengelompokan hewan uji
Program Studi Farmasi 63
Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat