Page 145 - Tokoh Pemikir Karakter Bangsa
P. 145

TOKOH PEMIKIR KARAKTER BANGSA



                        75
                bangsa.   Dan Yamin dalam pidatonya melontarkan gagasan tentang
                perlunya  membuat  sebuah  majalah  kebudayaan  yang  diberi  nama
                “Malaya”, sehingga dapat merangkul mereka yang berada di bawah
                                    76
                kolonialisme Inggris.
                        Karena  itu,  Meski  menimbulkan  perdebatan,  pidato  Yamin
                telah meletakkan landasan kuat bagi lajunya proses sejarah di mana
                bahasa  Indonesia,  melalui  kongres  Pemuda  1928,  dideklarasikan
                sebagai bahasa dari sebuah bangsa yang dibayangkan atau dicitakan.
                Hal  ini  terjadi  setelah  melalui  sebuah  proses  di  mana    organisasi
                kedaerahan  itu  secara  perlahan  melebur  ke  dalam  satu  organisasi
                pemuda  lintas  etnis  dan  agama,  Indonesia  Muda.  Dan  Muhammad
                Yamin terlibat sangat intensif dalam proses peleburan tersebut.

                        Proses  ini  bermula  ketika  para  Pemuda,  yang  sebelumnya
                tergabung  dalam  berbagai  organisasi  kedaerahan  mereka  masing-
                masing,  mulai  terdorong  untuk  menciptakan  persatuan  yang  lebih
                luas.  Maka  pada  tanggal  30  April  sampai  dengan  2  Mei  1926
                berlansung  satu  kerapatan  besar,  yang  kemudian  terkena  sebagai
                Kongres Pemuda pertama di Jakarta . Di bawah pimpinan M. Tabrani
                dari  PPPI  (Perhimpunan  Peajar-Pelajar  Indonesia),  kongres  tersebut
                dirancang  untuk  mencapai  jalan  membina  perkumpulan  pemuda
                yang tunggal, yaitu membentuk satu badan sentral dengan maksud
                memajukan  paham  persatuan  kebangsaan  dan  mempererat
                hubungan     antara   semua     perkmpulan-perkumpulan      pemuda
                kebangsaan.  Muhammad  Yamin,  yang  memiliki  hubungan  erat
                dengan persitiwa Kongres, diberi kesempatan menyampaikan pidato
                berjddul  “Kemungkinan-kemungkinan  untuk  Bahasa  dan  Sastra  di
                Kemudian  Hari”.  Dia  menegaskan  dalam  pidatonya  bahwa  bahasa
                Melayu—selain bahasa Jawa—mengandung “harapan untuk menjadi
                bahasa persatuan. Bahasa Melayu akan berkembang secara perlahan
                menjadi  bahasa  pergaulan  atau  bahasa  persatuan  bagi  rakyat
                           77
                Indonesia”.
                        Pandangan  Yamin  tentang  bahsa  tersebut  selanjutnya
                disampaikan  lagi  pada  Kongres  Pemuda  II  yang  berlangsung  di
                Weltreveden pada 27-28 Oktober 1928. Bertindak sekaligus sebagai



                                                                                 135
   140   141   142   143   144   145   146   147   148   149   150