Page 1036 - SPESIFIKASI UMUM 2018 DIRJEN BINA MARGA - PUPR
P. 1036

LAMPIRAN SPESIFIKASI UMUM 2018 (Revisi 2)



                                           Tf  =  Angka  faktor  untuk  memungkinkan  menaikkan  takaran
                                                 pemakaian  pada  volume  lalu  lintas  rendah  untuk  maksud
                                                 mengundurkan  kerusakan  keawetan.  Nilai  Tf  diambil  dari
                                                 kolom  (3)  dan  (4)  pada  Tabel  I  (terlampir),  berhubungan
                                                 dengan perkiraan nilai rata-rata perhitungan volume lalu lintas
                                                 (2.3.).

                       3.2.  Angka Faktor Bahan Pelarut atau Bahan Pengemulsi

                             Takaran pemakaian residu (R) harus dinaikkan menurut angka faktor perbandingan :

                                                           100
                                        (100 - % bahan pelarut atau bahan pengemulsi)

                             untuk maksud kompensasi bahan pelarut atau pengemulsi di dalam bahan pengikat
                             yang  kemudian  akan  menguap.  Takaran  pemakaian  residu  dimaksud  adalah  sama
                             dengan Takaran Rancangan Aspal Semen dan tidak termasuk minyak tanah bahan
                             pelarut  atau  bahan  pengemulsi.  Bahan  pelarut  atau  bahan  pengemulsi  dicampur
                             dengan Aspal Semen untuk maksud menurunkan sementara viskositas bahan pengikat
                             dengan maksud meningkatkan daya adhesi batuan chip.

                       3.3.  Volume (suhu) dari Faktor Muai ( te f ).

                                                                                               o
                             Untuk  mendapatkan  takaran  rancangan  pemakaian  residu  pada  suhu  15 C,  perlu
                             diadakan kompensasi atas volume muai bahan pengikat pada suhu semprot, di mana
                             takaran pemakaian dikendalikan dengan jalan mengukur “Volume Tangki” (dari hasil
                             pembacaan Tongkat Celup Ukur) pada suhu semprot. Suhu semprotan untuk aspal
                             keras  dan  aspal  cair  adalah  suhu  yang  memberikan  nilai  viskositas  tetap  pada  65
                             centistokes.  Viskositas  ini  dipakai  untuk  pekerjaan  pengkalibrasian  seluruh  grafik
                             peralatan semprot aspal dan tinggi dari batang semprot untuk maksud menghasilkan
                             ketebalan semprotan aspal yang merata (yaitu pendistribusian bahan pengikat yang
                             rata dalam arah melintang) melintang jalan.

                       3.4.  Faktor Reduksi Lapis Pertama.

                             Takaran pemakaian untuk Lapis Pertama BURDA harus dikurangi 10% dari takaran
                             hasil perhitungan terakhir di atas.

                 4.    Takaran Pemakaian Bitumen Untuk Lapis Kedua BURDA

                       Takaran pemakaian bitumen yang kedua harus sesuai dengan Tabel I di bawah ini :



                                  Tabel I  :  Takaran Pemakaian Kedua Pada BURDA

                                                                      Takaran Pemakaian Pengikat
                                            Nama Pelaburan
                                                                                       2
                                                                                (liter/m )
                                                DBST – 1                          0,80
                                                DBST – 2                          0,60






                                                     Lampiran 6.2.C - 2
   1031   1032   1033   1034   1035   1036   1037   1038   1039   1040   1041