Page 37 - Sistem Gerak E-Modul
P. 37
XI Modul Elektronik Biologi
X
c. Tahapan Mekanisme Kerja Otot
Saat otot bekerja harus melalui tahapan-tahapan. Berikut ini merupakan
tahapan dari mekanisme kerja otot.
Tahap pertama yang terjadi adalah impuls saraf tiba di neuronmuscular
junction dan mengakibatkan pembebasan asetilkolin. Munculnya asetilkolin ini
memicu depolarisasi yang kemudian menyebabkan pembebasan ion Ca2 dan
reticulum sarkoplasma.
Tahap yang kedua yaitu terjadinya peningkatan jumlah Ca2 sehingga
menyebabkan ion ini terikat pada troponin dan mengakibatkan perubahan
struktur pada troponin.
Tahapan yang ketiga yaitu perombakan ATP yang akan membebaskan energi
yang akan menyebabkan miosin mampu menarik aktin ke dalam dan juga
melakukan pemendekan otot. Hal ini terjadi di sepanjang miofibril pada sel
otot.
Selanjutnya miosin akan terlepas dari aktin dan jembatan aktomiosin akan
terputus ketika molekul ATP terikat di kepala miosin. Setelah ATP terurai,
kepala myosin dapat bertemu lagi dengan aktin di tropomiosin.
Terakhir proses kontraksi otot ini dapat berlangsung selama tersedianya ATP
dan ion Ca2. Pada saat impuls terhenti, ion Ca2 akan kembali ke retikulum
sitoplasma. Troponin akan kembali ke kondisi semula dan menutupi daerah
tropomiosin, sehingga menyebabkan otot berelaksasi.
3. Sifat Kerja Otot
Berdasarkan hubungan kerjanya, otot dibedakan atas otot anagonis dan otot sinergis.
a. Otot Antagonis
Otot antagonis merupakan otot yang hubungan kerjanya saling berlawanan,
sehingga menyebabkan gerakan yang berlawanan. Misalnya kerja otot biseps dan
triseps saat menggerakkan lengan. Untuk mengangkat lengan bawah, otot bisep
berkontraksi dan otot trisep beralaksasi. Sebaliknya, apabila menurunkan lengan
bawah, otot bisep berelaksasi dan otot trisep berkontraksi.
Gerakan antagonis pada tubuh, antara lain sebagai berikut:
Ekstensi (meluruskan) dan fleksi (membengkokkan). Misalnya otot bisep dan
otot trisep.
Modul Elektronik Biologi Sistem Gerak Kelas XI 29