Page 129 - Sejarah Pendidikan di Kota Surabaya
P. 129
Di Ika Dai Gaku (Sekolah Tinggi Ketabiban) diselenggarakan dua macam pendidikan, yaitu
pendidikan dokter dan ahli farmasi yang waktu itu masih bersifat pendidikan akademi
(bakaloreat) dengan nama Yakugaku Senmobu. Jumlah mahasiswa Ika Dai Gaku ketika itu
291 orang, terdiri dari bekas mahasiswa GHS dan NIAS, serta yang lulus ujian masuk dari 5
Sekolah menengah Tinggi (setingkat
SMA) di Jawa.
Peraturan Jakarta Ika Dai Gaku secara
lengkap dituangkan dalam Maklumat
Gunseikan No. 5 tanggal 13 April 1943.
Maklumat tersebut terbagi menjadi 9
bagian dan terurai dalam 39 pasal.
Maklumat tersebut tentang sistem
pembayaran uang kuliah. Untuk satu
Ika Dai Gaku (Sekolah Tinggi Ketabiban), 1942-1945
tahun kuliah, dipungut empat kali
masing-masing berjangka waktu triwulan. Sistem ini dianggap memperingan pembayaran
dibanding kewajiban membayar sekaligus. Bahasa yang digunakan dalam perkuliahan adalah
bahasa Indonesia. Beberapa mata pelajaran diberikan oleh dosen Jepang dengan pengantar
bahasa Jepang, Inggris, Jerman. Sementara dosen-dosen Indonesia terdiri dari dokter
spesialis yang telah menjabat asisten dari zaman Belanda.
Di masa Ika Dai Gaku, semua
mahasiswa harus digunduli seperti
tentara Jepang. Tetapi ini banyak
menghadapi perlawanan dari
mahasiswa. Terjadi insiden pada
Sabtu pagi, Oktober 1943. Ketika
mahasiswa membangkang tidak
mau gundul, secara mendadak
ruang kuliah dikepung oleh serdadu
Jepang dengan membawa gunting
dan tondeuse (alat cukur rambut yang digerakkan tangan). Suasana kelas menjadi gaduh dan
123