Page 66 - Pend. Agama Kristen dan Budi Pekerti Kelas XII
P. 66

2:9  Barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci
                     saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang.
                     4:20  Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya,
                     maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya
                     yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

                     Mengasihi sesama berarti menunjukkan kepedulian kepada sesama,
                 kesediaan untuk menolong, bahkan juga berkorban demi orang lain. Kepedulian
                 kepada sesama ini mestinya terwujud dalam upaya untuk menegakkan keadilan
                 dan kebenaran. Itulah sebabnya kitab para nabi penuh dengan perintah dari Allah
                 sendiri agar Israel menegakkan keadilan dan kebenaran. Amos 5:21-24 misalnya,
                 menyatakan:
                     21 ”Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada
                     perkumpulan rayamu. Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-
                                         22
                     Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan
                     korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang.
                     23 Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu
                     tidak mau Aku dengar. Tetapi biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air dan
                                          24
                     kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir.”
                     Dalam ayat-ayat di atas jelas bahwa ibadah dan penyembahan kepada Allah
                 harus berjalan berdampingan dengan kehidupan yang adil dan benar kepada
                 sesama manusia.
                     Lalu, bagaimana dengan demokrasi? Membahas mengenai demokrasi erat
                 kaitannya dengan politik dan kekuasaan. Oleh karena itu, pembahasan mengenai
                 sikap Yesus terhadap politik dan kekuasaan dapat kamu pelajari berikut ini.

                 D.  Bagaimana Sikap Yesus Menyangkut Politik dan
                     Kekuasaan

                     Meskipun Yesus tidak berbicara secara khusus mengenai politik dan kekuasaan,
                 namun sikapnya terhadap politik dan kekuasaan nyata melalui praktik kehidupan.
                 Ketika kepada-Nya diajukan pertanyaan ini oleh orang-orang farisi: “Katakanlah
                 kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar
                 atau tidak?” (Matius 22:17). Maka jawab Yesus: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang
                 wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan
                 kepada Allah” (Matius 22:21).
                     Ketika itu orang-orang Farisi ingin menjebak Yesus dengan mengajukan per-
                 tanyaan tersebut kepada-Nya. Yesus pun menjawab bahwa mereka memberikan
                 kepada kaisar apa yang wajib mereka berikan kepada kaisar. Artinya, setiap orang



                                                      Pendidikan Agama Kristen dan Budi PekerƟ    55
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71