Page 73 - Pend. Agama Kristen dan Budi Pekerti Kelas XII
P. 73
Berdasarkan yang dikatakan oleh Moltmann, mestinya jelas jawaban kepada
pertanyaan Kleden tersebut, ada dasar-dasar teologis yang kuat untuk hak-hak
asasi manusia. Persoalannya ialah, seperti yang ditanyakan oleh Kleden, apakah
warga gereja cukup menyadari masalah ini? Kalau ya, seberapa jauh pimpinan
dan warga gereja sendiri ikut terlibat dalam perjuangannya? Jika terlibat, apakah
itu karena desakan politis, ikut-ikutan kelompok-kelompok lain, ataukah memang
benar-benar karena alasan teologis yang kuat?
Pertanyaan terakhir Kleden membawa kita kepada rangkaian pertanyaannya yang
tajam dan kritis ini:
Bagaimana kita memandang dan meninjau gereja dari perspektif hak asasi
manusia termasuk didalamnya mempertanyakan hal berikut:
• Sejauh mana hak-hak asasi diterapkan secara konsekuen dalam gereja sendiri?
Ataukah ada pelanggaran hak asasi manusia yang bersifat khas yang hanya
terjadi dalam kalangan gereja?
• Bagaimana membandingkan ajaran gereja tentang manusia dengan
kedudukan manusia dalam hak asasi manusia?
• Adakah gerakan-gerakan pembaharuan dalam gereja yang dapat dinamakan
gerakan yang diilhami oleh tema hak asasi manusia? Mungkin masih ada
beberapa soal lain yang belum disebutkan di sini. Akan tetapi permasalahannya
ialah bahwa gereja pada saat ini tidak dapat lagi berdiam diri atau bersikap
acuh tak acuh terhadap masalah hak asasi manusia. Gereja dapat saja tidak
mempedulikannya, tetapi hal itu akan menyebabkan kehadiran gereja sendiri
tidak diperhatikan dan bahkan diremehkan.
Pertanyaan-pertanyaan di atas membuat gereja dan orang Kristen harus
memeriksa diri sendiri. Dalam pelajaran yang lalu kita sudah mencatat berbagai
pelanggaran hak asasi manusia yang dialami oleh gereja dan orang Kristen.
Namun, seperti yang ditanyakan oleh Kleden di atas, seberapa jauh orang Kristen
telah mempraktikkan hak asasi manusia di dalam lingkungannya sendiri? Dengan
kata lain, gereja dan orang Kristen semestinya tidak hanya menuntut supaya
diperlakukan dengan adil, diakui hak-hak asasinya sebagai manusia, tetapi juga
memberlakukan hal yang sama kepada orang lain, kepada sesama nya. Seperti
yang dikatakan oleh Yesus sendiri: “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya
orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh
hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 7:12).
Dalam sejarah kekristenan pernah terjadi gereja berada di bawah kekuasaan
pemerintah. Misalnya, pada zaman Konstantinus Agung berkuasa dimana dia
menyatakan agama Kristen menjadi agama negara. Saat itu posisi gereja menjadi
62 Kelas XII SMA/SMK