Page 2 - UJUNG LABIRIN

UJUNG LABIRIN

Hari itu hujan turun dikala langit masih biru,

Aku berdiri terpaku seoarang diri,

Imajinasiku berkhayal tentang bidadari,

Yang menginspirasi akan harapan baru.

Seberkas cahaya terlihat diujung jalan,

Hasratku mencoba tuk menggapainya,

Walaupun harus berjalan dalam labirin,

Diantara harapan dan ketidakpastian.

Cahaya itu terlihat kabur,

Hingga aku berhenti, tak percaya diri,

Namun tetap ada kerinduan,

Terus mencari jalan tuk menggapainya.

Saat mulai mendekat,

Cahaya itu terlihat terang,

Namun tiba-tiba menghilang,

Dan saat itu waktu seolah-olah berhenti,

Hingga akhirnya aku harus menerima kenyataan

tak bisa memilikinya,

Cahaya diujung labirin itu adalah kamu,

Aku pergi menjauh,

Menyeberangi lautan menuju negeri tanpa siang,

Bertanya bagaimana aku bisa menyentuh hatimu,

Tuk sekedar sampaikan perasaan.

Hingga akhirnya waktu menjawab,

Kini lisanku mampu berkata,

Atas semua yang terpendam di dalam hati,

Walaupun hanya lewat bait bait puisi.

Jika akhirnya suatu saat aku harus pergi,

Dalam perjalanan menuju takdir,

Aku bisa lebih tenang,

Setidaknya kini kamu tahu,

Berartinya dirimu dan rasa sayangku padamu,

Kamu adalah mentari, cahaya yang kulihat diujung labirin.

- O K A -

2 S y a w a l 1 4 4 1 H

2 5 M e i 2 0 2 0