Page 230 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 230

berpendapat bahwa orang yang mempelajari sihir dengan tujuan untuk menjauhi
                       dan  menghindarinya, tidak dapat dianggap kafir. Sedangkan orang yang mem­
                       pelajarinya dengan keyakinan bahwa hal itu dibolehkan dan dapat memberi
                       manfaat  baginya, maka ia sudah termasuk kafir. Demikian halnya orang yang
                       berkeyakinan bahwa syaitan-syaitan itu dapat berbuat  e kehendak hatinya
                                                                               s
                       dalam sihir itu, maka ia juga dapat dikategorikan kafir.
                              Imam Syafi'i rahimahullahu mengatakan, "Jika ada seseorang yang mem­
                       pelajari sihir, maka kami akan katakan kepadanya, 'Terangkan kepada ka.nU
                       sihir yang engkau maksud.' Jika ia menyebutkan hal-hal yang mengarah pada
                       kekufuran, seperti misalnya apa yang diyakini oleh penduduk negeri Babil, yaitu
                       berupa pendekatan diri pada bintang yang tujuh dan keyakinan bahwa bintang­
                       bintang itu dapat melakukan apa yang diminta kepadanya, maka ia termasuk
                       kafir. D  a n jika apa yang dia sebutkan tidak mengarah kepada kekufuran, tapi
                       jika ia menyakini bahwa sihir itu dibolehkan, maka ia juga termasuk kafir."

                              Lebih lanjut Ibnu Hubairah mempertanyakan, "Apakah dengan sekedar
                       pengamalan dan penerapan sihir, seorang tukang sihir hams dihukum mati?"
                       Mengenai hal ini, Imam Malik dan Imam Ahmad berpendapat, (bahwa tukang
                       sihit itu hams dihukum mati) pent. Sedangkan Imam Syafi'i dan Abu Hanifah
                       berpendapat  lain, "Tidak," (tidak hams dihukum mati) pent. Tetapi jika dengan
                       sihirnya seorang tukang sihir membunuh seseorang, maka ia hams dihukum
                       mati. D  e mikian menurut Imam Malik, Syafi'i, dan Ahmad. Abu Hanifah
                       mengemukakan,  " S i tukang sihir itu tidak hams dihukum mati kecuali jika
                       ia telah melakukannya berulang-ulang atau mengakui telah melakukan sihir
                       pada orang tertentu." Menurut keempat imam tersebut di atas kecuali Imam
                       Syafi'i, jika ia dibunuh, maka pembunuhan itu dimaudkan sebagai hukuman
                       baginya.  Sedangkan Imam Syafi'i  e rpendapat, bahwa ia dibunuh sebagai
                                                          b
                       qishash.
                              Kemudian Ibnu Hubairah mempertanyakan juga, "Jika seorang tukang
                       sihir bertaubat apakah diterima taubatnya "   Menurut Imam Malik, Abu
                                                                   ?
                                                                                 S
                                              :
                       Hanifah, dan Ahmad,  T aubatnya tidak dapat  diterima."  e dangkan Imam
                           i
                       Syaf ' i   dan Ahmad pada riwayat yang lain menyatakan  a hwa, "Taubatnya
                                                                               b
                       diterima." Menurut Abu Hanifah, "Tukang sihir dari ahlul kitab hams dibunuh
                       sebagaimana tukang sihir muslim." Sedangkan menurut Imam Malik, Imam
                       Ahmad, dan Imam Syafi'i, "Tukang sihir dari Ahlul Kitab tidak dibunuh."
                       Hal itu didasarkan pada kisah Labid bin al-A'sham.
                              Lebih lanjut para ulama berbeda pendapat mengenai wanita muslimah
                       yang menjadi tukang sihir. Menurut Imam Abu Hanifah, "W anita penyihir
                       itu tidak dibunuh, tetapi hanya dipenjara. Sedangkan menurut Imam Malik,
                       Imam Ahmad, dan Imam Syafi'i, "Hukum yang diterima tukang sihir wanita
                       itu sama dengan hukuman yang diberlakukan bagi tukang sihir laki-laki."
                       W a llahu a 'lam.









                   illsir Juz 1                                                                              2 1 1
   225   226   227   228   229   230   231   232   233   234   235