Page 14 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 14

Sapardi mengatakan bahwa novel ini ditulis Ayu dengan teknik yang tidak pernah

                        dilakukan para pengarang sebelumnya. Seorang Ignas Kleiden menuturkan pula,
                        “novel Saman ibarat kata-kata yang tertuang dalam novel serupa kristal-kristal yang

                        berkilau”     (https://m.antaranews.com/amp/berita/614054/setelah-saman-yang-

                        mengguncang).
                             Deskripsi untuk sampul novel ini pada bagian muka terdapat lukisan wajah

                        seorang pria yang di atas keningnya bertengger sesosok malaikat bersayap. Pada
                        bawah  bagian  wajah  pria  tersebut  terdapat  judul  bertuliskan  Saman  beserta

                        penulisnya yaitu Ayu Utami. Novel ini memiliki ketebalan hingga 197 halaman.

                        Sampai sekarang novel ini telah mengalami proses cetak berulang kali, begitu pula
                        pada sampulnya.

                             Novel  Saman  bukan  sekadar  hasil  karya  sastra  kreatif  yang  dibuat  Ayu
                        melalui  kecerdasan  imajinasi  dan  emosi  yang  dihadirkannya,  namun  novel  ini

                        terwujud  atas  dasar  pengalaman  risetnya.  Ketika  menggarap  novel  ini,  Ayu
                        melakukan  investigasi  data  dengan  mengobservasi  serta  mewawancarai  orang-

                        orang yang memiliki kapasitas untuk pengayaan novel ini. Misalnya dengan cara

                        mengobservasi masyarakat beserta kondisi alam Prabumulih. Ayu juga menggali
                        informasi melalui wawancara pada orang-orang paham kondisi alam dan kondisi

                        masyarakat Prabumulih. Ayu menggali keterangan seputar gereja dan kepastoran,
                        termasuk pada para pekerja permiyakan di pantai Laut Cina Selatan (Utami, Saman,

                        1998)

                             Ayu yang bernama lengkap Justina Ayu Utami, dikenal sebagai novelis anti
                        kemapanan, dan pelopor kebebasan berekspresi dalam karya sastra. Oleh sebab itu,

                        banyak yang menilai novel Saman pada awal kemunculannya tak pantas menjadi
                        novel karya sastra. Hal demikian terjadi karena Ayu berani membuka persoalan-

                        persoalan tabu tentang seks dan agama. Padahal Ayu adalah seorang Katolik taat.

                        Tak heran jika di novelnya ini menyertakan kisah pastor dan kepastoran disertai
                        dengan  sitiran  ayat-ayat  injil.  Ayu  membuka  dengan  lebar  kekritisannya  pada

                        kondisi sosial masyarakat dan wilayah agama sebelum era reformasi. Ayu lahir di









                                                                                                      8
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19