Page 165 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 165

Ulasan:
                        Pengarang,  Oka  Rusmini,  menciptakan  tokoh  utama  bernama  Ida  Ayu  Telaga

                        Pidada sebagai gambaran dari perempuan Bali yang hidup dalam ruang lingkup

                        kasta Brahmana namun menderita. Dirinya memiliki bakat menari Bali yang luar
                        biasa.  Meskipun  dalam  dirinya  mengalir  darah  kasta  Sudra  dari  Jero  Kenanga,

                        namun dengan statusnya sebagai bangsawan, tidak membuat dirinya menjadi sosok
                        yang tinggi hati. Ibunya berharap agar Telaga menjadi perempuan Brahmana yang

                        sesungguhnya. Oleh karena itu, Telaga harus menikah dengan lelaki Brahmana.

                        Namun, Telaga memiliki penilaian tersendiri tentang masyarakat Sudra. Terutama
                        ketika dirinya mulai mengenal Wayan sejak ada di griya sebagai anak lelaki yang

                        sopan,  santun,  dan  berbakat  melukis.  Pernikahannya  dengan  Wayan  membuat
                        Telaga rela menanggalkan atribut kebangsawanannya. Bahkan Telaga rela dibuang

                        kelurganya  dari  griya  melalui  upacara  patiwangi.  Setelah  menjadi  masyarakat
                        Sudra, Telaga mulai menemukan arti hidup dan cinta yang sesungguhnya. Namun

                        takdir akhirnya memisahlan Telaga dengan Wayan yang mati mendadak di tahun

                        ke-5 perkawinan mereka.
                             Telaga  memiliki  kecantikan  raga  sempurna.  Masyarakat  Bali  di

                        sekelilingnnya  mengakui  akan  kesempurnaan  batin  dan  lahiriah  Telaga.  Hal  itu
                        terbukti  dengan  banyak  lelaki  yang  mengharapkan  menjadi  suami  Telaga,  dan

                        banyak  perempuan  yang  iri  pada  kecantikan  Telaga.  Dengan  talenta  menarinya

                        yang luar biasa, Jero Kenanga berharap Telaga mendapatkan suami dari kalangan
                        Brahmana yang dapat  memurnikan karat  kebangsawanan Telaga yang  memiliki

                        darah Sudra dan Brahmana.
                             Telaga  adalah  perempuan  kritis  yang  menganggap  hukum  adat  dalam

                        masyarakatnya sudah tak sejalan dengan hati nurani dan kondisi zaman. Dengan

                        logikanya,  Telaga  berupaya  mendobrak  sistem  patriarkhi  Bali  yang  menjadi
                        kendala  atas  kebebasan  kaum  perempuan  dalam  menentukan  jalan  hidupnya.

                        Budaya pengkastaan di Bali beserta aturan-aturannya yang terlalu mengikat dan
                        tidak memberi peluang pada kaum perempuan untuk memiliki kebebasan dalam







                                                                                                    159
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170