Page 3 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 3

KATA PENGANTAR



                               Karya-karya novel Indonesia masa kini mulai banyak menampilkan sosok
                        perempuan sebagai tokoh utama. Tokoh perempuan tersebut pada umumnya oleh

                        pengarang ditempatkan pada posisi pertama. Sebagaimana tokoh-tokoh perempuan
                        yang  terdapat  pada  tujuh  karya  novel  Angkatan  2000  yang  telah  dikaji  dalam

                        disertasi  penulis.  Representasi  tujuh  tokoh  perempuan  dalam  karya-karya  novel

                        tersebut  kemudian  dikaitkan  dengan  perspektif  feminisme  dalam  kondisi
                        ketidakadilan  gender  maupun  ketidakadilan  sistem.  Para  pengarang  dalam

                        menanamkan  muatan  feminisme  pada  karyanya  juga  tak  terlepas  dari  upaya
                        merepresentasikan citra diri tokoh perempuan yang bercitra feminis sebagai bentuk

                        perjuangan gerakan feminisme dalam karya sastra.

                               Tujuh buah karya novel Angkatan 2000 yang dikaji dan disajikan dalam
                        buku  ini,  dihasilkan  oleh  enam  orang  pengarang  perempuan  dan  satu  orang

                        pengarang  laki-laki.  Tujuh  karya  novel  ini  adalah  pemenang  dalam  sayembara
                        sastra yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta, Kusala Sastra Khatulistiwa,

                        Badan Bahasa Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan penghargaan lainnya

                        baik dari dalam maupun luar negeri. Tujuh karya novel terbaik ini yaitu berjudul
                        Saman (1998) karya Ayu Utami, Namaku Teweraut (2000) karya Ani Sekarningsih,

                        Kerudung Merah Kirmizi (2002) karya Remy Sylado, Tariang Bumi (2007) karya
                        Oka Rusmini, Tanah Tabu (2009) karya Anindita S. Thayf, Maryam (2012) karya

                        Okky Madasari, dan Isinga: Roman Papua karya Dorothea Rosa Herliany. Selama
                        ini  ketujuh  karya  novel  ini  belum  pernah  diangkat  ke  dalam  satu  buku  dalam

                        tinjauan feminisme.

                               Hasil  kajian  ini  dapat  dimanfaatkan  dalam  pembelajaran  literasi  sastra
                        feminis di perguruan tinggi dalam mata kuliah kajian prosa fiksi. Hasil kajian ini

                        juga  dapat  dimanfaatkan  di  jurusan  non  kependidikan  seperti  di  fakultas  ilmu
                        budaya,  fakultas  sastra,  dan  jurusan  studi  gender  sebagai  buku  pengayaan

                        pengetahuan sastra feminis. Selain itu dapat dijadikan sebagai buku referensi bagi

                        para  peneliti  sastra  feminis  dan  pengkaji  feminisme  di  Indonesia.  Dalam
                        pelaksanaan  kajian  pada  mata  kuliah  kajian  prosa  fiksi  diharapkan  dapat

                        menumbuhkan  budaya  literasi  sastra  di  kalangan  mahasiswa,  sekaligus
   1   2   3   4   5   6   7   8